-->

Dewan Adat Paniai Pertanyakan Hasil Penyelidikan Kasus Paniai

KOTA JAYAPURA - Ketua Dewan Adat Paniai, John Gobai mengaku kecewa terhadap sikap Polda Papua yang selama ini belum pernah mengumumkan hasil penyelidikan yang dilakukan terkait kasus Paniai berdarah pada 8 Desember 2014 lalu.

“Bukti awal yang dilakukan Polda Papua pasca peristiwa penembakan yang dilakukan TNI/Polri seharusnya sudah ada. Bahkan sejumlah butir peluru sudah diserahkan ke Bupati Paniai dan Bupati Paniai telah serahkan ke Mabes Polri. Namun kenyataannya sampai hari ini tidak pernah dimumkan hasil itu,” kata John Gobai kepada wartawan di halaman DPR Papua, Rabu (27/5).

Anehnya, dalam paparan Polda Papua melalui pertemuan di tingkat Provinsi telah memaparkan hasil foto dan Video pasca kejadian maupun pada saat olah TKP.

“Jadi, masalah foto, video dan proyektil yang ditemukan di TKP seharusnya sudah diketahui oleh Polda Papua. Pengungkapan kasus Paniai, hanya soal keberanian dan kejujuran. Itu yang tidak dimiliki oleh pihak Polda,” katanya dengan kecewa.

Menurutnya, jika Polri menyatakan mereka tidak terlibat dalam kasus penembakan terhadap 4 warga sipil itu perlu dipertanyakan. Sebab, peristiwa itu polisi dan Paskhas yang terletak di Tower Bandara keluar sejak itu.

“Kan ada anggota polisi yang keluar dari Polsek, tidak ada yang bilang bahwa polisi tidak keluar dari markasnya. Polisi keluar dan tentara juga keluar kok, mereka mereka berbaur di sana,” katanya lagi.

Namun, ia mempertanyakan kenapa anggota Paskhas yang saat itu juga ada di lokasi kejadian tidak pernah dilakukan pemeriksaan.

“Aneh, kok belum pernah disentuh Paskas Angkatan Udara (AU). Jadi memang wajar juga kalau polisi merasa selalu disudutkan karena memang kita selama ini tidak mengorek Paskas TNI AU,” ucapnya.

Keterlibatan Paskhas terungkap dari sejumlah saksi yang menyebutkan bahwa mereka juga punya andil di dalam persoalan tersebut.

“Mungkin ada dua atau tiga orang dan beberapa yang menjadi korban diduga juga mereka melakukan penembakan.”Ya dari informasi saksi korban yang masih ada sampai sekarang ini bahwa mereka juga ikut terlibat,” ujarnya.

Untuk itu, ia meminta kepada Panglima Angkatan Udara dan KSAD TNI-AD harus buka mulut untuk menjelaskan bahwa komandannya yang dulu jaga Paskhas dimintai keterangan bersama anggotanya.

“Komandannya kan, namanya Hengki. Jadi Hengki ini dia harus menjelaskan siapa dua orang anggotanya yang ada di atas. Apakah anggota Paskas atau anggota TNI dari satuan lain,” tanya Gobai.

Lebih lanjut disampaikan Gobai, bahwa bila ada gambaran yang disampaikan TNI maupun Polri bahwa penembakan 4 warga sipil tersebut merupakan pihak ketiga sangat tidak masuk akal.

“Itu omong kosong. Logikanya apa?,. Mana mungkin pihak ketiga masuk diantara Harimau dan Singa. Jadi kalau dikuasai oleh mereka ya bisa saja karena itu di kondisikan,” cetusnya.

Oleh karena itu, ia meminta agar tidak mengkambing hitamkan dan memperkerut kejadian ini. akan tetapi bagaimana kejujuran yang harus dilakukan, terutama bagi oknum.

“Yang melakukan kan oknum bukan diperintahkan oleh Kapolda, Kapolri atau siapa pun, tapi oknum dan harus bertanggungjawab. Kalau semakin oknum dilindungi maka institusi akan tercoreng namanya dan semakin institusi menutupi oknum itu maka citra negera menjadi taruhannya hari ini,” pungkasnya. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah