-->

Polres Jayawijaya Dinilai Salah Tembak Pelaku Jambret

WAMENA (JAYAWIJAYA) - Penangkapan terhadap seorang yang diduga sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan pada 21 Juni 2015, Roby Pekey oleh Polres Jayawijaya di Jalan Irian Wamena dengan ditembak di bagian kaki, dinilai sebagai tindakan yang keliru.

Pasalnya, tim Koalisi Untuk Perdamaian dan HAM Pegunungan Tengah beserta keluarga korban penembakan menilai apa yang dijelaskan Kapolres Jayawijaya saat penangkapan, berbeda dengan keterangan yang diceritakan korban maupun keluarga.

Menurut Koordinator Koalisi Untuk Perdamaian dan HAM Pegunungan Tengah, Theo Hesegem, dari keterangan korban menunjukan pada 13 Juni 2015 Roby Pekey yang merupakan korban penembakan sedang berada di salah satu toko di Jalan Trikora Wamena untuk mencari peralatan motor.

Namun datang teman jauh korban berinisial MM menemui Roby dan menggadaikan motornya, dengan janji akan segera dilunasi dalam waktu dekat. Namun karena teman korban ini tak kunjung membayar uang gadai motor, akhirnya kendaraan tersebut digunakan korban sehari-hari.

“Korban juga sudah menyampaikan hal itu kepada polisi sesaat setelah ditembak di jalan Irian, ia tidak digubris oleh Polisi malah ditembak lagi pada kaki bagian kiri dan dipukul pada bagian mulut dan mata,” ujar Theo kepada wartawan di Wamena, Kamis (2/7).

Dijelaskan pula, pada saat sebelum terjadinya penembakan korban diikuti polisi karena dituduh melakukan penjambretan terhadap seorang ibu bernama Lemina Wenda di jalan Irian pada Jumat 19 Juni 2015.

Namun berdasarkan keterangan korban pada tanggal tersebut dirinya sedang berada di rumah duka yaitu di rumah Agus Pekey di jalan SD Percobaan Potikelek Wamena. Dan pada pukul 12.30 waktu Papua korban ke asrama mahasiswa untuk mengecek teman-temanya yang juga akan berdinas, dan pada pukul dua siang korban berdinas di RSUD Wamena hingga jam setengah sepuluh malam.

“Berdasarkan fakta di atas, kami menyakini Roby Pekey merupakan korban dan bukan pelaku penjambretan pada 19 Juni 2015 dan pencurian motor sebagaimana yang diduga oleh pihak kepolisian,” kata Theo Hesegem.

Disisi lain anggota Koalisi Untuk Perdamaian dan HAM Pegunungan Tengah yang juga sebagai penasehat hukum, Yance Tonouye meminta pihak kepolisian untuk mengungkap kasus pencurian motor yang digadaikan kepada Roby Pekey dan kasus penjambretan terhadap Lemina Wenda secara tuntas.

“Kami sangat mendukung pengungkapan kasus pencurian kendaraan bermotor dan penjambretan oleh kepolisian, namun semua itu mekanismenya harus sesuai prosedur, harus dilihat terlebih dahulu apakah keterlibatan Roby Pekey ini benar-benar atau hanya sebagai korban,” tegas Yance Tonouwe. [Jubi]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah