-->

Sebagai Solidaritas terhadap Muslim Karubaga, Beberapa Gereja Diteror dan Dibakar

KOTA JAYAPURA - Pasca kericuhan di Karubaga yang menewaskan 1 orang remaja, dan melukai belasan lainnya, serta dibakarnya puluhan rumah dan kios milik warga di Karubaga yang berujung pada terbakarnya mushola. Menimbulkan reaksi berantai yang berbuntut pada aksi balas dendam dari kelompok tertentu yang mengatas namakan agama.

Berbagai aksi balas dendam oleh muslim radikal di beberapa wilayah Indonesia pun mulai terjadi.

Solo, Jawa Tengah

Serangan dari muslim radikal diawali dengan aksi yang dilakukan oleh ribuan muslim radikal di Solo, Jawa Tengah. Terhadap persekutuan jemaat pos Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Joyontakan, Serengan, Kota Surakarta, Jawa Timur pada Sabtu (18/7).

Ratusan orang yang menamakan diri Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) itu mendatangi rumah ibadah milik pendeta Gren Kirenius, Gembala GIdI di Joyotakan itu. Mereka mengakui aksi ini merupakan reaksi atas terbakarnya mushola di Karubaga, Kabupaten Tolikara.

Dengan mengenakan pakaian serba hitam, mereka langsung masuk rumah bercat kuning itu dan berteriak-teriak meminta aktivitas ibadah dihentikan. Ternyata mereka sudah lama mengincar jemaat GIDI tersebut, untuk ditutup.

Mereka berkilah, jemaat tersebut belum memiliki izin dari Pemerintah Kota Solo.

“Sebenarnya kami sudah tahu lama gereja itu tidak berizin. Tapi karena momennya di Papua ada pembakaran masjid, kami langsung ingat,” kata perwakilan LUIS, Joko Sutarto.

Joko mengatakan muslim radikal di daerah itu menuntut agar aktifitas peribadatan di rumah itu segera ditutup.

“Yang kami tahu, izinnya hanya rumah pribadi bukan rumah ibadah. Makanya kami minta segera ditutup,” kata dia.

Ditemani polisi, massa yang menyerang jemaat dipecah menjadi dua tim. Tim yang satu sebanyak tujuh orang masuk ke rumah untuk bernegosiasi dengan pemilik rumah. Sedangkan ratusan massa yang lainnya di halaman rumah untuk menyampaikan tuntutannya mereka untuk menutup paksa gereja tersebut.

Tujuh orang itu memaksa para jemaat untuk keluar dari rumah tersebut, sedangkan Alkitab dan ruang tamu tempat jemaat beribadah dibuang dan dirusak. Sedangkan kondisi jemaat yang berada didalam rumah belum diketahui nasibnya.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Luthfi, saat itu langsung turun ke lapangan dan meninjau lokasi menjamin tidak terjadi apa-apa karena pihaknya telah memediasi antara kelompok massa dengan pemilik rumah ibadah tersebut.

Menurut warga sekitar, di rumah tersebut memang rutin menggelar ibadah setiap Minggu. Namun warga tidak pernah mempermasalahkan keberadaan rumah ibadah tersebut.

Akibat kejadian itu, istri Gren Kirenius, mengalami trauma dan pingsan, sehingga dilarikan ke rumah sakit.

Palu, Sulawesi Tengah
 
Selanjutnya insiden percobaan pembakaran pada pos Satpam Gereja Masehi Advent (GMAHK) di Jalan Sulawesi Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Minggu (19/7).

Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Idham Azis peristiwa itu diduga terkait dengan peristiwa terbakarnya mushala di Karubaga.


"Namun sampai malam ini, situasi keamanan di Kota Palu tetap kondusif. Karena itu, masyarakat diminta jangan sampai terpancing dengan insiden yang terjadi di Jalan Sulawesi tersebut," ujar Suptrapto kepada Antara.

Pemimpin GMAHK Kota Palu, Pendeta Ramli Mende mengatakan insiden kecil percobaan pembakaran pos satpam gereja Advent itu terjadi Minggu dini hari sekitar pukul 05.00 WITA.

Menurut informasi yang dia peroleh, ada dua orang yang menggunakan sepeda motor berhenti di depan gereja pada pagi itu, yang seorang turun dan mencoba membakar pos satpam, sedang yang seorang menunggu di atas sepeda motor.

Namun kemudian ada penduduk sekitar gereja yang menyaksikan aksi mereka sehingga keduanya segera melarikan diri, namun api sudah terlanjur disulut, tetapi untungnya pos itu tidak terbakar sama sekali, hanya menghitam akibat asap.

"Bangku yang terbuat dari kayu dan juga plafon pos yang terbuat dari triplex tidak terbakar sama sekali, hanya menghitam saja," ujarnya.

Penduduk sekitar gereja segera melaporkan peristiwa itu kepada polisi, dan pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan.

Polisi menemukan sebuah botol yang diduga dipakai pelaku untuk mengisi bensin dan menyiramkannya ke pos satpam tersebut.

"Polisi sedang menyidik masalah ini, kami serahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Ini cuma insiden kecil, dan tidak mempengaruhi jemaat," ujar Pendeta Ramli Mende

Purworejo, Jawa Tengah

Pembakaran selanjutnya ditujukan kepada Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Teplok, Desa Tlepok Wetan RT/RW 01/01 Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pintu depan dan samping barat bangunan tersebut dibakar pada Senin (20/7) pagi,

Menurut pendeta gereja tersebut, Ibnu Prabowo (57), ketika hendak ke kamar mandi pukul 02.00, dia melihat lampu gereja tidak menyala. Namun dirinya tidak menaruh curiga akan terjadi ada kebakaran.

Dia kemudian tidur lagi dan melakukan kegiatan rutin olahraga pagi. Namun, saat melintas gereja pada pukul 05.30, dia mengaku mencium aroma bensin dan melihat kondisi pintu depan gereja sudah terbakar.

Selanjutnya, bersama-sama saksi lain Kustantia Prabaningtyas (22),  Eni Tri Mulatsih (48), dan Wiyoto (45) melakukan pengecekan kondisi gereja. Mereka mendapati pintu depan gereja terbakar dan pintu sebelah barat gereja terbakar.

Selain itu, mereka menemukan secarik kertas di pojok kiri depan gereja bertuliskan " PESAN MUJAHID ATAS TRAGEDI PAPUA, PAPUA BAKAR GEREJA SE-JAWA".

Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke Kepala Desa Setempat dan Polsek Grabag. Barang bukti yang ditemukan di TKP di antaranya, sebuah pesan di secarik kertas‎, tujuh batang korek kayu terdiri dari lima ditemukan di depan pintu depan gereja, dan dua di depan pintu sebelah barat gereja. Selain itu, sisa arang dan abu bekas pintu terbakar.

Kepala Desa Tlepok Wetan, Agus Sudarto bersama pengurus GKJ Desa Tlepok Wetan, Karyadi, saat ditemui dilokasi kejadian, Senin Siang (20/7) menceritakan, peristiwa percobaan pembakaran GKJ itu tidak ada satupun warga atau pengurus gereja yang mengetahuinya, atau menyaksikanya. “Kita serahkan ke Polisi untuk menyelidiki dan menangani perkara ini,” kata Agus.

Bantul, Yogyakarta

Sedangkan di Bantul, Yogyakarta, Gereja Baptis Indonesia Saman di Dusun Saman, Desa Bangungharjo, Sewon, Bantul dibakar oleh orang tak dikenal pada Senin (20/7) dini hari. Beruntung api tidak melahap seluruh bangunan.

Aksi teror berupa percobaan pembakaran itu diduga terjadi antara pukul 02.30 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Pelaku yang belum diketahui identitasnya meletakan ban yang telah tersulut api di dekat pintu masuk Gereja Baptis Indonesia Saman.

“Jadi membakarnya pakai ban,” terang Kepala Polres Bantul AKBP Dadiyo, Senin (20/7).

Beruntung, api tidak melahap seluruh bangunan, hanya membakar sebagian bangunan seperti pintu utama, namun tidak sampai bolong hanya terlihat hangus. Sisa-sisa pembakaran lainnya yang terlihat di lokasi kejadian antara lain pot bunga yang sebagian telah rusak, dedaunan di pot bunga yang telah hangus serta pipa paralon saluran air yang juga hangus.

Polisi, kata Dadiyo, masih menyelidiki kejadian teror tersebut. Otoritas pemilik gereja tengah diperiksa oleh petugas kepolisian.

Dadiyo juga belum dapat memastikan apakah kejadian ini terkait dengan penyerangan puluhan massa ormas Front Jihad Islam (FJI) ke gereja Baptis Indonesia Saman pekan lalu yang berhasil digagalkan aparat kepolisian ataukah terkait peristiwa di Karubaga.

“Kami belum mengetahui siapa pelaku penyerangan ini, karena masih diselidiki,” paparnya.

Waspadai Balas Dendam

Sebelumnya Kapolri, Badrodin Haiti menyatakan, kericuhan ini menjadi celah untuk gerakan muslim radikal untuk melakukan teror yang selama ini kian mengakar di Indonesia.

Polri pun mengklaim akan mengantisipasi hal tersebut. Antisipasi pertama, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti berpesan kepada umat Islam di seluruh Indonesia tak terpancing atas insiden itu dan melakukan balas dendam kepada umat Kristen dan warga Papua di wilayah lain Indonesia. Ia meminta masyarakat mempercayakan pengusutan insiden itu ke Polisi.

"Kedua, kita 'sounding' ke Polda-Polda seluruh Indonesia untuk bergerak ke ulama-ulama di wilayah masing-masing, berkomunikasi agar mereka pun tidak terpancing," ujar Badrodin pada Sabtu (18/7) sore.

Selain itu, Badrodin juga meminta para kepala satuan wilayah (Kasatwil) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengamanan di titik-titik rawan. Ia pun meminta masyarakat waspada terhadap lingkungan sekitar. Badrodin menegaskan, jajarannnya bakal membuktikan keseriusan mengusut kasus ini dengan menghukum para pelaku pembakaran dan perusakan kios serta mushala.

"Siapa yang salah, pasti kita tindak," ujar Badrodin.

Kini, Polda Papua telah memulai penyelidikan untuk mengusut pelaku. Polisi memeriksa sejumlah saksi dari pihak yang diserang dan pihak yang diduga menyerang dan merusak.

Seiring dengan penyelidikan, Kasatwil Polri di Papua diperintahkan untuk mencegah supaya insiden itu tidak meluas ke daerah lain. Demi mencapai hal ini, kepolisian kerjasama dengan stakeholder lain, mulai dari TNI, tokoh agama dan adat di Papua. Sedang Berlangsung

Insiden di Karubaga sendiri diawali dengan kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.

Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan.

Namun, penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1 diantaranya meninggal dunia.

Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat itu meluber hingga ke mushola yang dibangun para pedagang sejak tahun 1990-an saat wilayah itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Jayawijaya. [Antara/Bisnis/Solopos/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah