-->

Pangdam dan Kapolda Bantah ada Konflik di Tolikara

KOTA JAYAPURA - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian menegaskan, tidak ada konflik sosial di Kabupaten Tolikara seperti yang dilaporkan Kepala BPBD Tolikara.

"Tidak benar laporan tersebut, apalagi sampai menewaskan warga hingga terjadi aksi pembakaran rumah penduduk," tegas Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian, Minggu (24/4).

Pangdam menegaskan, memang tanggal 9 April lalu warga menemukan jenazah Deki Wanimbo (29 th), warga Distrik Panaga. Temuan mayat itu terjadi sehari setelah pembagian dana desa yang dipusatkan di Distrik Kembo (8/4) sehingga masyarakat menduga dilakukan warga Distri Gika.

Untuk mengantisipasi terjadinya hal hal yang tidak diinginkan kemudian Danramil Karubaga dan polisi ke tempat kejadian guna memberikan pengarahan kepada masyarakat agar tidak terjadi konflik.

Bahkan dalam pertemuan tersebut Kepala BPBD Tolikara tidak ikut dalam rombongan aparat keamanan.

Dari pertemuan tersebut Kepala Distrik Panaga Ny Yaka Kogoya beserta tokoh masyarakat menyatakan masalah tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan, jelas Mayjen TNI Siburian.

Hal senada juga dinyatakan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw secara terpisah yang menegaskan tidak ada konflik sosial di Tolikara.

"Saya sudah menelpon Kapolres Tolikara dan yang bersangkutan menyampaikan situasi aman serta tidak ada insiden seperti yang dilaporkan Kepala BPBD Tolikara," tegas Irjen Pol Waterpauw yang dihubungi melalui telepon selularnya.

Sementara itu BPBD Tolikara menyatakan konflik sosial terjadi sejak 9 April lalu menewaskan satu orang dan mencederai 32 orang lainnya.

Konflik sosial yang disebabkan persoalan pembagian bantuan dana respect yang dinilai tidak adil antar distrik juga mengakibatkan 95 rumah terbakar.

Hal senada diakui juru bicara Pemerintah Kabupaten Tolikara, provinsi Papua Darwes Jigwa mengatakan saat ini situasi distrik Gika dan Panaga aman. Ia membantah dua distrik itu saat ini dilanda konflik dengan jatuhnya korban dan rusaknya rumah-rumah seperti laporan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho hari ini, 24 April 2016.

"Tidak benar ada korban seperti itu, tidak ada rumah dibakar. Sudah dicek ke lokasi distrik Gika dan Panaga," kata Darwes kepada Tempo, malam ini.

Menurut Darwes, yang terjadi adalah seorang warga distrik Panaga membalaskan dendamnya saat pembagian dana Program Rencana Strategis Pemberdayaan Ekonomi Kampung (Prospek) pada 9 April lalu. Ini dendam lama atas peristiwa pembunuhan seorang pegawai negeri sipil (PNS) warga distrik Panaga pada tahun 2015 yang dipicu kasus perzinahan.Saat itu, 4 orang tewas termasuk PNS itu.

Saat pembagian dana Prospek pada 9 April lalu, pelaku membalaskan dendamnya dengan membunuh David Wanimbo, 28 tahun, warga Gika sebagai balasan. David merupakan PNS yang bekerja sebagai staf perpustakaan Kabupaten Tolikara.

"Momen pembagian dana Prospek dimanfaatkan pihak pelaku membunuh pihak korban di desa Gelok Distrik Gika," ujar Darwes.

Sempat terjadi perang suku, kata Darwes melanjutkan, namun tidak ada jatuh korban sebanyak yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolikara  yang kemudian disebarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ke masyarakat termasuk jurnalis. "Tidak ada korban luka parah,hanya luka-luka biasa," ujarnya.

Darwes mengungkapkan laporan yang diterima Sutopo berasal dari kepala BPBD Tolikara bernama Feri Kogoya. "Info yang beredar itu dari Kepala BPBD Daerah Tolikara Feri Kogoya yang tidak pernah masuk kantor dan tidak ada di lokasi saat bentrok di sana," Darwes menegaskan tanpa mengetahui pasti alasan penyebaran info itu."Kapolres lagi mencari dia."

Sehingga info BPBD Tolikara  yang beredar di masyarakat , menurut Darwes sebagai pembohongan publik." Jika terjadi konflik, sudah pasti aparat keamanan bersama pemerintah daerah turun di TKP," ujar Darwes. (beritasatu/tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah