Sekolah Tinggi Teologi Walter Post (STTWP) Harap Pemkab Mimika Bantu Bangun Kampus Permanen
pada tanggal
Sunday 2 April 2017
TIMIKA (MIMIKA) - Pengelola Sekolah Tinggi Teologi Walter Post (STTWP) Kampus Empat Timika berharap Pemerintah Kabupaten Mimika bantu membangun kampus permanen agar semakin banyak orang asli Papua di daerah itu yang mengenyam pendidikan tinggi.
Ketua STTWP Timika Bernardus di Timika, Sabtu, mengatakan selama berdirinya sekolah tersebut sejak 2006, pemkab setempat belum memberikan kontribusi untuk kelancaran proses perkuliahan mahasiswa yang mayoritasnya adalah putra-putri asli Papua.
"Banyak orang berpikir sekolah ini baru didirikan padahal sudah ada sejak 2006 dan telah menamatkan beberapa angkatan," ujarnya di sela-sela acara peresmian kampus di Distrik Kwamki Narama yang sebelumnya berada di dalam kota Timika.
Kini STTWP telah menyelesaikan pembangunan gedung kampus yang terbuat dari papan sebagai tempat perkuliahan mahasiswanya di distrik Kwamki Narama, yang dikenal sebagai daerah rawan konflik di Timika.
Setelah memberikan cuti dosen dan mahasiswa selama satu tahun ajaran karena tidak memiliki lokasi dan kampus permanen, kini rencananya perkuliahan akan dilanjutkan pada tahun ajaran 2017-2018 menggunakan bangunan yang telah diresmikan itu.
Mantan anggota DPRD Mimika, Yohanis Kibak yang juga merupakan warga Kwamki Narama optimis kehadiran sekolah tinggi ini dapat memberikan pengaruh positif untuk pembangunan manusia dan kebaikan semua pihak khususnya masyarakat di Kwamki Narama.
"Pegang kuat dan jangan lepas sekolah ini yaitu dengan cara menjaga keamanan sehingga kampus ini berjalan dengan baik," katanya kepada puluhan masyarakat yang menghadiri acara peresmian tersebut.
Senada dengan mantan anggota DPRD, Ketua Klasis Mimika, Henok Nawipa juga mengatakan agar dengan kehadiran STTWP tersebut stigma yang selama ini disamarkan sebagai daerah rawan konflik dicabut dan diganti dengan stigma yang baik.
"Sekolah ada untuk membina orang dan untuk menyelamatkan generasi, untuk kita harapkan gereja dan sekolah melahirkan generasi yang takut Tuhan. Stigma negatif kita cabut," tuturnya. (antara)
Ketua STTWP Timika Bernardus di Timika, Sabtu, mengatakan selama berdirinya sekolah tersebut sejak 2006, pemkab setempat belum memberikan kontribusi untuk kelancaran proses perkuliahan mahasiswa yang mayoritasnya adalah putra-putri asli Papua.
"Banyak orang berpikir sekolah ini baru didirikan padahal sudah ada sejak 2006 dan telah menamatkan beberapa angkatan," ujarnya di sela-sela acara peresmian kampus di Distrik Kwamki Narama yang sebelumnya berada di dalam kota Timika.
Kini STTWP telah menyelesaikan pembangunan gedung kampus yang terbuat dari papan sebagai tempat perkuliahan mahasiswanya di distrik Kwamki Narama, yang dikenal sebagai daerah rawan konflik di Timika.
Setelah memberikan cuti dosen dan mahasiswa selama satu tahun ajaran karena tidak memiliki lokasi dan kampus permanen, kini rencananya perkuliahan akan dilanjutkan pada tahun ajaran 2017-2018 menggunakan bangunan yang telah diresmikan itu.
Mantan anggota DPRD Mimika, Yohanis Kibak yang juga merupakan warga Kwamki Narama optimis kehadiran sekolah tinggi ini dapat memberikan pengaruh positif untuk pembangunan manusia dan kebaikan semua pihak khususnya masyarakat di Kwamki Narama.
"Pegang kuat dan jangan lepas sekolah ini yaitu dengan cara menjaga keamanan sehingga kampus ini berjalan dengan baik," katanya kepada puluhan masyarakat yang menghadiri acara peresmian tersebut.
Senada dengan mantan anggota DPRD, Ketua Klasis Mimika, Henok Nawipa juga mengatakan agar dengan kehadiran STTWP tersebut stigma yang selama ini disamarkan sebagai daerah rawan konflik dicabut dan diganti dengan stigma yang baik.
"Sekolah ada untuk membina orang dan untuk menyelamatkan generasi, untuk kita harapkan gereja dan sekolah melahirkan generasi yang takut Tuhan. Stigma negatif kita cabut," tuturnya. (antara)