Semen Indonesia Dorong Pembangunan Infrastruktur di Papua Barat
pada tanggal
Thursday 30 May 2013
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di pulau yang kaya sumberdaya alam tersebut. Keberadaan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan, akan mampu membuka akses bagi masyarakat untuk melaksanakan aktivitas ekonomi.
Pakar infrastruktur Lanny Hidayat mengatakan, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mengefisienkan ekonomi. Infrastruktur yang baik menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa dan meningkatkan nilai tambah perekonomian.
”Pembangunan infrastruktur adalah salah satu kunci keberhasilan perekonomian. Papua Barat tentu harus mampu mendorong infrastruktur fisik, termasuk dalam rangka memeratakan pertumbuhan ekonomi hingga ke berbagai pelosok," kata Lanny dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (29/05/2013).
Lanny menyebutkan wilayah Provinsi Papua Barat sangat luas. Selama ini, pergerakan dan pertumbuhan ekonomi hanya terkonsentrasi pada beberapa kawasan saja yang mempunyai infrastruktur dan sarana penunjang yang baik. Kebanyakan konsentrasi ekonomi berada di daerah pesisir, meski tidak semua kawasan yang berada di dataran rendah mempunyai gerak perekonomian yang dinamis. Adapun di wilayah pedalaman, seperti dataran tinggi, pergerakan ekonomi relatif masih terbatas.
"Karena itulah, pembangunan infrastruktur perlu terus didorong agar perekonomian Papua Barat semakin mendekati broad-based economic development, sebuah pembangunan ekonomi yang merata, setara, dan dirasakan semua kalangan. Infrastruktur membuka jalan untuk mewujudkan harapan tersebut," katanya.
Menurut Lanny, pembangunan infrastruktur jalan atau jembatan tidak bisa dilakukan tanpa ada perencanaan yang jelas. Infrastruktur tidak bisa digarap ”asal jadi”. Ada pandangan klasik yang harus diyakini bahwa ”pembangunan infrastruktur memang membutuhkan dana yang besar, tapi pembangunan yang tak terencana membutuhkan dana yang jauh lebih besar. Jika tak ada perencanaan, biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan infrastruktur akan jauh lebih besar, karena harus melakukan pemeliharaan berkala dan menggantinya lantaran rusak lebih cepat.
Perencanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang tepat antara lain berangkat dari pemilihan jenis semen yang tepat mutu. Kondisi topografi menjadi salah satu pertimbangan yang harus diperhitungkan pemerintah daerah dan elemen lain yang akan membangun infrastruktur jalan dan jembatan.
"Misalnya untuk dataran rendah yang mempunyai rawa-rawa atau daerah pesisir yang rawan abrasi, harus pandai dalam memilih bahan semennya," tuturnya.
Dengan pertimbangan pemilihan semen yang baik untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas, Lanny mengapresiasi keberadaan sarana industri semen yang telah ada di Papua Barat, seperti pabrik pengemasan (packing plant) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang berdiri di Kabupaten Sorong. Keberadaan packing plant tersebut akan memudahkan pemenuhan kebutuhan semen yang tepat mutu bagi pembangunan infrastruktur di Papua Barat.
Kebutuhan semen di kawasan Papua secara umum terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selama periode Januari-April 2013, pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku mencapai 14 persen menjadi 449.660 ton. Pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku tersebut melampaui kinerja penjualan semen secara nasional pada yang hanya tumbuh 8,6 persen.
Pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku juga melampaui wilayah lainnya, seperti Jawa yang hanya tumbuh 11 persen, Sumatera 1,8 persen, atau Kalimantan 11,4 persen.
"Pertumbuhan penjualan semen yang tinggi di Papua menunjukkan ekonomi wilayah ini terus bergerak. Karena itu, agar kinerja ekonomi semakin cepat dan merata, pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan wajib yang harus terus ditingkatkan," pungkasnya. [CentroOne]
Pakar infrastruktur Lanny Hidayat mengatakan, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mengefisienkan ekonomi. Infrastruktur yang baik menjamin efisiensi, memperlancar pergerakan barang dan jasa dan meningkatkan nilai tambah perekonomian.
”Pembangunan infrastruktur adalah salah satu kunci keberhasilan perekonomian. Papua Barat tentu harus mampu mendorong infrastruktur fisik, termasuk dalam rangka memeratakan pertumbuhan ekonomi hingga ke berbagai pelosok," kata Lanny dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (29/05/2013).
Lanny menyebutkan wilayah Provinsi Papua Barat sangat luas. Selama ini, pergerakan dan pertumbuhan ekonomi hanya terkonsentrasi pada beberapa kawasan saja yang mempunyai infrastruktur dan sarana penunjang yang baik. Kebanyakan konsentrasi ekonomi berada di daerah pesisir, meski tidak semua kawasan yang berada di dataran rendah mempunyai gerak perekonomian yang dinamis. Adapun di wilayah pedalaman, seperti dataran tinggi, pergerakan ekonomi relatif masih terbatas.
"Karena itulah, pembangunan infrastruktur perlu terus didorong agar perekonomian Papua Barat semakin mendekati broad-based economic development, sebuah pembangunan ekonomi yang merata, setara, dan dirasakan semua kalangan. Infrastruktur membuka jalan untuk mewujudkan harapan tersebut," katanya.
Menurut Lanny, pembangunan infrastruktur jalan atau jembatan tidak bisa dilakukan tanpa ada perencanaan yang jelas. Infrastruktur tidak bisa digarap ”asal jadi”. Ada pandangan klasik yang harus diyakini bahwa ”pembangunan infrastruktur memang membutuhkan dana yang besar, tapi pembangunan yang tak terencana membutuhkan dana yang jauh lebih besar. Jika tak ada perencanaan, biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan infrastruktur akan jauh lebih besar, karena harus melakukan pemeliharaan berkala dan menggantinya lantaran rusak lebih cepat.
Perencanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang tepat antara lain berangkat dari pemilihan jenis semen yang tepat mutu. Kondisi topografi menjadi salah satu pertimbangan yang harus diperhitungkan pemerintah daerah dan elemen lain yang akan membangun infrastruktur jalan dan jembatan.
"Misalnya untuk dataran rendah yang mempunyai rawa-rawa atau daerah pesisir yang rawan abrasi, harus pandai dalam memilih bahan semennya," tuturnya.
Dengan pertimbangan pemilihan semen yang baik untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas, Lanny mengapresiasi keberadaan sarana industri semen yang telah ada di Papua Barat, seperti pabrik pengemasan (packing plant) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang berdiri di Kabupaten Sorong. Keberadaan packing plant tersebut akan memudahkan pemenuhan kebutuhan semen yang tepat mutu bagi pembangunan infrastruktur di Papua Barat.
Kebutuhan semen di kawasan Papua secara umum terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selama periode Januari-April 2013, pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku mencapai 14 persen menjadi 449.660 ton. Pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku tersebut melampaui kinerja penjualan semen secara nasional pada yang hanya tumbuh 8,6 persen.
Pertumbuhan penjualan semen di Papua dan Maluku juga melampaui wilayah lainnya, seperti Jawa yang hanya tumbuh 11 persen, Sumatera 1,8 persen, atau Kalimantan 11,4 persen.
"Pertumbuhan penjualan semen yang tinggi di Papua menunjukkan ekonomi wilayah ini terus bergerak. Karena itu, agar kinerja ekonomi semakin cepat dan merata, pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan wajib yang harus terus ditingkatkan," pungkasnya. [CentroOne]