-->

Kapal Pengangkut Sapi Qurban untuk Kabupaten Fakfak Hilang, 62 Sapi belum Ditemukan

FAKFAK - Menjelang Hari Raya Kurban, nasib naas menimpa kapal motor pengangkut sapi di Fakfak. Kapal motor pengangkut sapi Qurban dikabarkan hilang kontak sejak Selasa (08/10/2013) lalu. Kapal motor dengan kapasitas 30 gross tone (GT) itu diperkirakan hilang antara  perairan Seram  dan perairan Fakfak.

Kapal milik juragan Firman itu diketaui berangkat dari Kobisonta, Seram, Maluku Tengah pada Selasa (08/10/2013) dini hari sekitar jam 02.00 WIT dengan tujuan Fakfak, dengan mengangkut 62 ekor sapi Qurban pesanan pejabat dan salah satu pengusaha di Kabupaten Fakfak.

Menghilangnya kapal motor pengangkut sapi Qurban dengan tiga awak kapal yakni Firman, Takdir dan Jusman sejak hilang kontak pada Selasa siang sekitar jam 11.00 WIT yang merupakan kontak terakhir dengan istrinya via pesan singkat (SMS) saat kapal motor tersebut berada di perairan Bula.

Pihak keluarga korban telah melaporkan hilangnya kapal motor pengangkut hewan Qurban ke pihak Polres Fakfak, tim SAR Fakfak namun hingga Minggu kemarin (13/10/2013) upaya pencarian baru dilakukan pihak keluarga korban dengan menurunkan tiga armada laut untuk menyusuri perairan Fakfak, Seram hingga perairan Misool Raja Ampat.

Salah satu petugas SAR Fakfak, kepada awak media, menyebutkan, tim SAR Sorong juga dikabarkan telah menurunkan Rescue Boat 221 pada Minggu (13/10/2013) pagi untuk bergerak ke lokasi hilangnya kapal motor pengangkut sapi Qurban. Rescue boat 221 SAR Sorong akan bergerak menyusuri pulau Misool Raja Ampat hingga ke lokasi perairam Seram dan Fakfak. Sedangkan tiga kapal motor yang diturunkan keluarga korban akan menyusuri perairan batu putih, Pulau Pisang hingga ke parairan Seram.

Edayani, istri Jusman, salah satu pengusaha sapi yang ikut dalam pelayaran tersebut, kepada awak media di rumahnya Jalan Yosudarso Fakfak, membenarkan, hilangnya kapal motor pengangkut sapi Qurban dalam pelayaran Kobisonta Seram Maluku Tengah menuju Fakfak. Menurut Erdayani, komunikasi dengan suaminya Jusman via telephone seluler saat kapal motor tersebut akan berangkat dari pelabuhan Kobisonta pada Selasa (08/10/2013) jam 02.00 WIT dini hari.

Dan komunikasi terakhir terjadi sekitar jam 11.00 WIT Selasa (08/10/2013) siang, dimana saat itu menurut informasi dari suaminya Jusman, kapal sedang berada di perairan Bula Seram Bagian Timur karena saat kapal berada di daerah itu signal HP tertangkap sehingga ada komunikasi. Dalam SMS kepada istrinya, Jus­man mengatakan, akan tiba di Fakfak pada hari Rabu (09/10/2013), dengan mengangkut sapi Qurban pesanan masyarakat sebanyak 62 ekor sapi.

Dikatakan, Erdayani, sebenarnya pesanan sapi Qurban yang harus diangkut sebanyak 64 ekor namun karena kondisi kapal sudah tidak memungkinkan sehingga kapal dengan kapasitas 30 GT itu hanya mengakut 62 ekor sapi Qurban yang merupakan pesanan masyarakat di Kota Pala Fakfak.

Lebih lanjut menurut Erdayani, dari 62 ekor sapi yang diangkut kapal motor yang hilang itu dimana 17 ekor merupakan pesanan Bupati Fakfak, Drs. Mohamad Usuwanas, M.Si, sedangkan informasi lain yang diperoleh Radar Sorong menyebutkan, selain 17 ekor pesanan bupati untuk disumbangkan pada Hari Raya Qurban, juga ada 5 ekor sapi pesanan Kapolres Fakfak, 5 ekor pesanan Dandim dan ada lagi 15 ekor pesanan salah pengusaha muda yang tenar di Fakfak.

Data lapangan yang berhasil di kumpulkan, di duga hilangnya kapal motor tersebut karena dihantam ombak di perairan antara Seram dan Fakfak dengan ketinggian ombak saat itu berkisar 5-7 meter.

Dengan raut wajah sedih, istri Jusman mengatakan, sudah beberapa hari ini dirinya bermimpi kalau suaminya telah tiba di Fakfak dalam keadaan selamat. Dengan petunjuk mimpi tersebut, Erdayani pun punya firasat kalau suaminya dan dua ABK lainnya saat ini kondisinya baik-baik saja. Krena itu upaya untuk menemukan suaminya Jusman masih terus di lakukan pihak keluarga,

Lebih lanjut dikatakan Erdayani, istri Jusman yang juga pengusaha daging sapi di Fakfak, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi pada saat Hari Raya Qurban, suaminya pada pelayaran pertama telah berhasil membawa sapi dari Kobisonta ke Fakfak dengan menggunakan kapal motor sebanyak 27 ekor. Dan pada saat pelayaran kedua inilah, yang terjadi hilang kontak dengan suaminya yang berada di atas kapal bahkan Erdayani, mengakui kapal motor tersebut berlayar tanpa menggunakan radio komunikasi. ”Radio komunikasi memang ada tetapi saat kapal berangkat dari Fakfak menuju Kobisonta radio komunikasi lupa dibawa”, tutur Erdayani kepada wartawan. [RadarSorong]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah