-->

PT Freeport Indonesia Canagkan Penanaman 10.000 Pohon Kakao di Utikini Baru

TIMIKA (MIMIKA) - PT Freeport Indonesia melalui Yayasan Jaya Sakti Mandiri pada Senin (20/4) mencanangkan penanaman 10 ribu pohon kakao pada lahan seluas 100 hektare di Kampung Utikini Baru (SP12).

Pencanangan gerakan menanam kakao di Distrik Kuala Kencana itu dilakukan oleh Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang dan dihadiri Komandan Korem 174 Anim Ti Waninggap/ATW Merauke Brigjen TNI Supartodi serta Executive Vise President PT Freeport Indonesia Bidang Community Realition Lasmaydha Siregar.

Pencanangan gerakan menanam kakao yang nantinya diikuti dengan gerakan menanam tanaman perdagangan lain, seperti kopi di wilayah dataran tinggi Mimika itu patut diapresiasi.

Pasalnya, program tersebut merupakan upaya mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi masyarakat lokal agar tidak lagi selalu bergantung pada bantuan yang diberikan perusahaan maupun pemerintah.

"Apa yang dilakukan ini diharapkan bisa terus dilanjutkan dan semoga bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli dan anak cucu kita ke depan. Kuncinya, masyarakat perlu dilatih dan didampingi agar mereka lebih bersemangat lagi menanam Kakao," harap Yohanis Bassang.

Harapan serupa dikemukakan Brigjen Supartodi. "Saya bangga. Ini bentuk kepedulian PT Freeport dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat asli Papua," ujarnya.

Sementara Lasmaydha Siregar mengharapkan agar dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan Mimika bisa menjadi salah satu sentra penghasil kakao di Papua.

"Ini baru titik awal, bukan titik akhir agar kita secara bersama menggerakan ekonomi masyarakat lokal melalui penanaman Kakao," tutur Lasmaydha.

Kontribusi Pertanian Minim
Pengembangan sektor pertanian di Mimika dinilai sangat mendesak untuk menopang perekonomian daerah setempat yang hingga kini masih bergantung pada sektor tambang, yaitu dari operasional perusahaan tambang PT Freeport Indonesia.

Sesuai hasil studi yang dilakukan LPEM Universitas Indonesia pada 2013, kontribusi PT Freeport terhadap produk domestik bruto Kabupaten Mimika mencapai hingga 91 persen yang mengindikasikan tingkat ketergantungan ekonomi masyarakat Mimika terhadap Freeport sangat tinggi.

Adapun kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Mimika pada periode 2008-2013 hanya berkisar 8,7 persen hingga 11,5 persen. Padahal lahan untuk pengembangan pertanian di Mimika masih sangat luas mencapai sekitar 460 ribu hektare.

Ironisnya, meski memiliki lahan pertanian yang sangat luas, namun warga setempat belum mampu mengelola lahan tersebut untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

Hasil pertanian yang menonjol di Mimika hingga kini masih terbatas pada berbagai jenis sayuran dan buah-buahan serta belum memiliki produk pertanian unggulan seperti tanaman pangan dan komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor.

Budidaya Kakao
Di Papua, budi daya tanaman kakao sudah berlangsung sangat lama. Pada zaman kolonial Belanda, tanaman kakao telah dikembangkan di Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Menurut data Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), potensi pengembangan kakao di kedua provinsi itu mencapai 1,3 juta hektare. Hingga kini, lahan yang telah dikembangkan untuk budi daya Kakao di Papua dan Papua Barat baru sekitar 17 ribu hektare yaitu Kabupaten Keerom, Sarmi dan Jayapura.

Khusus di Mimika, tanaman kakao pertama kali dikembangkan di Satuan Pemukiman 6 Kampung Naena Muktipura (SP6) pada sekitar 2010 dengan luas lahan sekitar 62 hektare.

Selanjutnya, dengan dilatarbelakangi oleh hasrat untuk mencari kegiatan ekonomi alternatif dan berkesinambungan bagi masyarakat lokal sehingga tidak terus bergantung pada sektor tambang, maka pada April 2011 PT Freeport mengajak Pemkab Mimika meninjau sentral penghasil kakao Indonesia di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kunjungan atau studi banding ke Luwu itulah menjadi cikal bakal dimulainya program pengembangan kakao di Kampung Utikini Baru-SP12.

Guna menindaklanjuti program tersebut, PT Freeport menugaskan Departemen Pengembangan Masyarakat melalui Yayasan Jaya Sakti Mandiri (YJM) bersama masyarakat untuk membuka areal penanaman baru, perawatan serta peremajaan tanaman kakao.

YJM yang dipimpin oleh seorang pengusaha lokal bernama Devia Mom telah membangun dan mengoperasikan sejumlah fasilitas pendukung program pengembangan kakao di Mimika, antara lain `Koperasi Buah Dewa` selaku lembaga ekonomi yang membeli dan memasarkan hasil biji kering kakao.

YJM juga membangun gudang penyimpanan kakao berkapasitas 60 ton, 10 unit fasilitas pembibitan kakao dengan kemampuan produksi 150 ribu bibit per tahun serta fasilitas klinik kakao dilengkapi kebun percontohan dan ruang pelatihan bagi para petani.

Hingga 2015, YJM telah membuka lahan tanaman kakao masyarakat seluas 137 hektare dan rencana pengembangan seluas 100 hektare. Bibit kakao yang sudah didistribusikan ke petani sebanyak 137 ribu.

Devia Mom mengatakan pengembangan kakao di Mimika sangat menjanjikan sehingga membutuhkan dukungan dan kerja sama semua pihak.

Selain di SP13, budi daya kakao direncanakan dilakukan di sejumlah tempat di sekitar Kota Timika seperti Distrik Mimika Timur, Kampung Naena Muktipura-SP6 Distrik Iwaka dan lainnya.

"Mulai 2014 kami sudah melakukan panen dan terkumpul sekitar 2 ton biji kakao kering. Kami juga telah membina 236 petani lokal. Kita semua harus mendukung program ini sehingga daerah dapat mengembangkan potensi yang ada untuk penguatan ekonomi masyarakat lokal," harap Devia.

Pengembangan budi daya kakao di Mimika tersebut mendapat dukungan penuh dari PT Freeport. Bahkan Freeport memerintahkan perusahaan-perusahaan privatisasi serta kontraktornya untuk terlibat aktif dalam mendukung program pengembangan kakao di Mimika.

"Kami memiliki 100 pengusaha binaan di PT Freeport. Sekarang yang terlibat baru sekitar 20 pengusaha dengan luas areal tanam yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing yaitu satu hektare. Kami akan mendorong 100 pengusaha itu untuk ikut terlibat penuh sehingga kita bisa menanam 100 hektare Kakao di Mimika," kata Vice President PT Freeport Bidang Community Development Claus Wamafma.

Menurut dia, keterlibatan perusahaan dan para pengusaha itu untuk mendorong tumbuhnya antusiasme warga lokal agar termotivasi menanam kakao sebagai tanaman utama penopang ekonomi mereka di masa depan.

"Yang paling penting yaitu masyarakat sendiri yang menanam, bukan perusahaan atau Pemda atau pengusaha. Kita lebih pada membantu para petani seperti menyediakan bibit, memberikan penyuluhan dan lainnya," jelas Claus.

Melalui keterlibatan PT Freeport dan perusahaan-perusahaan swasta lainnya, serta peran aktif instansi terkait di lingkungan Pemkab Mimika dalam memberikan dukungan dan pendampingan kepada para petani kakao kiranya dapat membuka mata hati warga Papua bahwa investasi di bidang pertanian tanaman pangan sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka di masa depan. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah