-->

Anggota Polisi Kehutanan Mimika Tewas Dianiaya OTK

TIMIKA (MIMIKA) – Seorang Petugas Polisi Kehutanan (Polhut) Mimika, Ferid Onggor Simbiak ditemukan tewas di area Irigasi jalan Hasanuddin (tembusan jalan Cenderawasih depan Petrosea) pada Selasa (26/5) dini hari sekitar pukul 00.30 WIT. Diduga korban tewas akibat aniaya orang tak dikenal (OTK) dengan menggunakan benda tajam.

Akibatnya kejadian itu sekitar pukul 14.30 WIT setelah korban tiba di rumah duka, keluarga meluapkan emosi mereka dengan membakar ban bekas di Jalan Trikora, Kwamki Baru.

Dari data yang dihimpun, menyebutkan pada malam kejadian, saksi Ajum (37) yang sedang tidur bersama istrinya mendengar teriakan seorang warga minta tolong sebanyak tiga kali. Teriakan itu terdengar seperti orang teraniaya, selang beberapa saat kemudian pintu belakan rumah saksi terdengar bunyi seakan digedar-gedor. Namun saksi beranggapan jika saat itu ada orang yang hendak membuka paksa pintu rumahnya sehingga dirinya enggan tuntuk membuka pintu karena merasa takut.

Tak lama kemudian, saksi mendengar jika diluar rumahnyu terdengar banyak orang sehingga dirinya memberanikan diri untuk keluar rumah. Namun, saat membuka pintu depan rumahnya saksi melihat ceceran darah sehingga dirinya menghubungi rekannya melalui telepon seluler, beberapa menit kemudian sejumlah warga yang tinggal disekitar rumah saksi kemudian mengikuti ceceran darah tersebut hingga akhirnya ditemukan seorang warga yang sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan, terdapat banyak luka sabetan benda tajam pada wajah korban serta jumlah tusuk lainnya.

Polisi yang mendapat informasi tersebut kemudian bergerak cepat untuk mengamankan TKP serta melakukan olah TKP, dalam olah TKP ditemukan sejumlah barang bukti berupa satu unit kendaraan roda dua merk Honda Smash bernomor polisi DS 2655 MD serta sebuah helm dan sandal yang diduga milik korban. Seusai olah TKP korban dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk ditangani oleh pihak medis.

Sementara itu Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso membenarkan keterangan saksi Ajum. Kata kapolres pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif dari kasus ini.

“Hari ini anggota kita masih kerja untuk mencari letak benag kusutnya dimana dan pemicu penganiayaan iitu siapa. Untuk mendeteksi kira-kira pelakunya siapa dan motifnya apa,” katanya saat diwawancara wartawan, Selasa (26/5).

Ia berharap masyarakat dapat membantu pihak kepolisian dalam mengungkapkan kasus itu dengan memberikan segala informasi yang diketahui agar mempermudah penyidikan.

“Mudah mudahan dengan dukungan serta kerjasama yang baik dari masyarakat, informasi-informasi yang masuk ke kita bisa segera diatasi dan terungkap. Seperti kasus di Koperapoka kemarin, itu dibantu oleh masyarakat Biak, akhirnya kita bisa ungkapkan pembunuhan itu,” terangnya.

Dikatakan Kapolres, dirinya memberikan ruang kepada keluarga korban yang ingin menyampaikan aspirasi terkait kejadian ini. Hal ini disampaikan untuk menyikapi agar nantinya jangan sampai ada aksi-aksi yang berlebihan yang akhirnya menguras tenaga polisi. Padahal yang seharusnya polisi fokus pada pengungkapan tersangka malah sebaliknya menguras tenaga untuk menghadang aksi-aksi yang dimaksud.

“Silahkan menyampaikan aspirasi, datang ke kita diskusi bagaimana bagisnya baru kita selesaikan masalah secara bersama-sama,” sarannya.

Sementara itu, seusai jenazah korban tiba di rumah duka keluarga korban meluapkan emosi mereka dengan membakar ban bekas di Jalan Trikora. Akibatnya arus lalu lintas dijalan tersebut terhenti sehingga polisi menutup ruas jalan tersebut.

Wakapolres Mimika, Kompol Wirastro Adi Nugroho dan sejumlah anggota polisi lainnya yang berada di TKP kemudian memadamkan api untuk membuka akses jalan. Tak lama kemudian, satu unit mobil water cannon diturunkan untuk memadamkan sisa api yang masih menyala.

Kabagops Polres Mimika, Kompol A Korowa mengatakan aksi yang dilakukan keluarga korban ini karena tidak meerima kematian korban yang tidak wajar. Ia meminta kepada keluarga korban untuk menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada polisi dan tidak membuat aksi-aksi yang merugikan orang banyak.

Kabagops juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak bepergian ke area irigasi pada malam hari, karena daerah itu masih rawan keamanan.

“Kami menghimbau kepada semua masyarakat agar tidak ke irigasi pada malam hari karena masalah keamanan dan bisa berakibat fatal,” imbuhnya. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah