-->

Ibadah Pentakosta II dan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Kingmi Zaitun Kota

KOTA JAYAPURA - Warga jemaat Gereja Kingmi Klasis Kota Jayapura ibadah bersama merayakan hari Pantekosta ke-II pada Senin (25/5), sekaligus doa untuk peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Kingmi Zaitun Kota di APO Jayapura. Ibadah tersebut dilayani oleh Ketua Klasis Kingmi Kota Jayapura, Pdt. Marten Mauri, S.Th.

Ketua Sinode Kingmi Papua, Pdt. Yosias Tebai, S.Th, MA., mengatakan, dewasa ini, dirinya melihat Injil belum benar-benar menjadi kekuatan Allah di tengah-tengah kehidupan berjemaat, bermasyarakat dan bernegara.

Alasannya bahwa aksi kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT) masih tumbuh subur di masyarakat, kasus pencurian masih menjadi nomor satu, masalah minuman keras (Miras) menjadi nomor satu, kasus HIV/AIDS semakin bertambah meningkat tanpa bisa dibatasi, juga kasus tindakan lainnya yang tidak berkenan di mata Allah.

Untuk itulah, dengan momentum turunnya Roh Kudus di Hari Pantekosta ini, yang ditandai bersamaan dengan pembangunan Gedung Gereja Kingmi Zaitun Kota, diharapkan, sebagai cikal bakal membangun iman manusia secara nyata, yang benar-benar mewujudkan Injil sebagai kekuatan Allah di dunia, supaya damai sejahtera itu terwujud di hati setiap pribadi manusia.

“Kondisi sekarang ini, kekuatan ekonomi, biasanya lebih kuat dari kekuatan lain di dunia. Inilah yang membuat sampai sekarang Injil belum menjadi kekuatan Allah di dunia,” ungkapnya dalam sambutannya usai ibadah perayaan Pantekosta ke-II dan Ibadah Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Zaitun Kota, di APO Jayapura, Senin, (25/5).

Menurutnya, jika Injil itu hanya sebatas dibicarakan pada saat Khotbah atau peribadatan saja, maka jelas Injil itu tidak ada kekuatan, tetapi bila Injil itu dihayati, direnungkan, dan terus diimplementasikan di dalam kehidupan setiap pribadi jemaat Tuhan tanpa ada batas waktu, tentunya diyakini bahwa Injil itu pasti menjadi kekuatan Allah, dan menjadi semua umat Tuhan sebagai pribadi yang memuliahkan nama Tuhan, karena dengan sendirinya Firman Tuhan di dalam Injil itu dilakukan oleh umat Tuhan, dan tidak ada lagi kejahatan dan lain sebagainya di dunia, namun yang ada sikap saling mengasihi, saling menolong tanpa mengenal suku dan ras.

“Ini harus dimulai dari gerakan pemulihan keluarga yang disertai kerja keras siang dan malam. Semua bisa, karena Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri,” bebernya.

Ditempat yang sama, Walikota Jayapura, Dr. Drs. Benhur Tomy Mano, MM., diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Umum, Sekda Kota Jayapura, Drs. Henock Wambukomo, MM., menandaskan, dengan pencurahan Roh Kudus, umat Tuhan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas alam semesta dengan segala isinya, yang tunduk kepada Allah. Dan Allah senantiasa hadir di dalam hati kita dan didalam kehidupan kita.

“Hanya melalui Roh Kudus lah, kita mampu membedakan mana yang benar dan yang salah, dan Roh Kudus-lah yang menuntun kita untuk berbuat yang benar,” tegasnya.

Baginya, jika didalam kehidupan rumah tangga dan kehidupan bermasyarakat, masih terdapat kasus penelantaran terhadap istri dan anak, masih ada kasus kekerasan, kasus HIV/AIDS, kasus pencurian, perselisian, minuman keras (Miras), narkoba dan lain sebagainya, maka orang tersebut belum hidup didalam Roh Kudus, dan bertentangan dengan kehendak Roh Kudus.

Sebab Roh Kudus menghendaki kita untuk ada perubahan positif yang memuliahkan nama Tuhan, yang membawa damai diantara sesama manusia. Hal itu hanyalah tercipta bila kita hidup di dalam Roh Kudus, yang diaplikasikan dalam perbuatan kita, tutur kata kita, dan perubahan dalam berpikir, dan perubahan dalam pekerjaan kita.

“Roh Kudus tidak menganjurkan orang untuk melakukan pemalakan, Roh Kudus tidak menganjurkan orang untuk menjambret, mencuri, membunuh, narkoba, berkelahi. Tapi Roh Kudus mengajarkan kebaikan dan damai sejahtera, yang terarah kepada Allah Bapa di Surga,” imbuhnya.

Soal pembangunan gereja, baginya, pembangunan gedung gereja di dalam kota adalah suatu mujizat dari Tuhan. Ini suatu tanda bahwa Tuhan meminta komitmen kita untuk melayani pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan, bukan saja di ladang pekabaran Injil, tetapi juga dalam karya pengabdian kita sehari, seperti di perkantoran dan lainnya.

Sementara itu, Ketua Klasis Kingmi Kota Jayapura, Pdt. Marten Mauri, S.Th, menyampaikan, peletakan batu pertama pembangunan gereja saat ini bagi sebuah pos pekabaran Injil dan jemaat yang biasa-biasa adalah sebuah mujizat, karena jemaat yang terbatas secara ekonomi lemah, namun berkomitmen sungguh-sungguh untuk membangun gedung gereja senilai Rp8 Milyar. Namun, baginya, Tuhan menganugerahkan orang-orang kecil, untuk membangun rumah Tuhan.

Harapan kedepannya gedung ini bukan saja menjadi gedung megah, tetapi menjadi wadah untuk membentuk generasi muda yang memiliki kualitas iman, dan kuantitas generasi yang diselamatkan.

Menyangkut anggaran pembangunan, katanya, dalam pembangunan gedung gereja pada dasarnya mengandalkan istilah yang diambil dari Bahas Suku Mee untuk pelayanan pekabaran Injil, yakni ‘Eba Mokai’ yang berarti: ‘mari kita buka tikar menyelesaikan masalah’. Maka lebih besar diandalkan adalah gerakan umat untuk melihat pekerjaan Tuhan. Dengan hati yang tulus, akan menggerakan nilai uang Rp8 Milyard itu ada untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan ini.

Ketua Komisi Pelayanan Gereja Kingmi Zaitun Kota, mengucap syukur kepada Tuhan, karena ditempatkan Tuhan untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan.

Sebagaimana amanat Tuhan Yesus kepada Rasul Petrus bahwa di atas batu karang ini ‘AKU’ membangun gereja Ku, dan ala maut tidak akan bisa menggoyahkannya, dan Yesus saat naik ke Surga, Yesus mengirimkan Roh Kodus untuk menyertai pelayanan di dalam menyelamatkan umat Tuhan dari dosa dan membantu umat Tuhan untuk mendirikan rumah (gereja) Tuhan. Inilah pekerjaan yang sedang diemban pihaknya untuk membangun rumah Tuhan.

Ditegaskan, soal lokasi pembangunan gedung gereja ini, pihaknya sudah membicarakannya dengan pemilik hak ulayat sejak 2006 lalu, dan proses terus berjalan, dan kini memasuki masa pembangunannya yang diawali dengan peletakan batu pertama.

“Mengenai anggarannya berasal dari sumbangsih jemaat, dukungan dari Gubernur Lukas Enembe, S.IP, MM., yang sangat berkomitmen untuk membangun gereja-gereja induk dari semua dedominasi gereja yang ada, sebagai pusat pelayanan bagi setiap dedominasi gereja. Kami juga berdoa juga agar ada dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, dan semua orang yang ingin menaruh harta kekayaannya di Surga, dengan membantu pembangunan gereja ini dipersilahkan,” paparnya.

Wakil Gembala Gereja Kingmi Zaitun, Pdt. Petrus Badogapa, S.Th, membeberkan bahwa, pembangunan gereja sudah dicanangkan, dan ini menjadi sebuah gereja induk di Tanah Papua, yang tumbuh semakin kuat didalam memberitakan Firman Tuhan. Maka gereja harus tumbuh dan berakar didalam tubuh Kristus.

“Segala sesuatu Tuhan sudah mengatur, jadi saatnya kita membangun. Kami sampaikan terima kasih kepada panitia yang terus bekerja, dan terus kami doakan untuk pembangunan gereja ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH., yang sudah membantu kami dalam pembangunan gereja ini. Kami juga harapkan dukungan semua pihak untuk kelancaran pembangunan gereja ini, demi kemuliaan nama Tuhan,” ujarnya.

Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja Kingmi Zaitun Kota, Jefri Giay, menuturkan, dilihat dari perencanaan fisik pembangunan gereja, diperkirakan dana yang dibutuhkan sebanyak Rp8 Milyar lebih.

Peletakan batu pertama ini merupakan awal dimulainya pembangunan gereja ini, yang diperkirakan bila dukungan dana baik, maka dalam tahun ini saja, sudah selesai pembangunannya. [BintangPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah