Bupati Puncak Jaya Serahkan Kasus Penembakan ke Aparat Hukum
pada tanggal
Monday 1 June 2015
KOTA JAYAPURA - Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo menyatakan, semua kasus penembakan yang terjadi semua diserahkan kepada pihak aparat keamanan.
“Kami sebagai aparat pemerintah daerah sudah melakukan pembinaan terhadap kelompok tersebut, namun mereka masih terus melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan,” katanya usai mengikuti apel siaga HUT Kodam XVII/Cenderawasih di Makodam, Jumat (29/5).
Terkait dengan tuntutan denda dari pihak keluarga korban terhadap pelaku penembakan, Bupati Henock Ibo menandaskan, bahwa tuntutan merupakan urusan masyarakat, sebab yang berbicara masalah adanya tuntutan terhadap kasus pembunuhan adalah dari masyarakat itu sendiri.
“Itu urusan masyarakat sendiri, pihak pemerintah tidak mencampuri hal itu karena masyarakat sendiri yang membuat aturan adat seperti itu,” katanya
Kata dia, tanggungjawab Pemerintah daerah dalam kasus ini sudah dilakukan yaitu membiayai korban di rumah sakit dan dievakusi ke Jayapura.
“Kami sudah memberikan tanggungjawab dengan membiayai korban,” kata singkat.
Kepolisian Daerah Papua mengirimkan sebanyak 1 Pleton atau sekitar sebanyak 35 orang anggota Brimob Polda Papua untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan enam warga sipil di, Mulia-Kabupaten Puncak Jaya, Kamis (26/5) malam sekitar pukul 23.00 WIT.
“Saya sudah ditelepon Kapolres Puncak Jaya kalau di sana membutuhkan personil, saya kirim sebanyak 1 pleton Brimob untuk membantu pengejaran dan pengamanan di sana,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Yotje Mende kepada usai menghadiri Hut Kodam XVII/Cenderawasih ke -52, pada Jumat (29/5).
Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI. Fransen G Siahaan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolda terkait pengejaran para pelaku penembakan di Kabupaten puncak Jaya tersebut.
“Pak kapolda sudah meminta saya untuk memberikan bantuan personil dalam upaya mencari mereka sampai membawa mereka kedepan hukum, karena hukum adalah sebagai panglima tertinggi. Kami bantu 1 pleton prajurit yang ada di Puncak Jaya dan satu pleton untuk Paniai,” katanya.[Antara]
“Kami sebagai aparat pemerintah daerah sudah melakukan pembinaan terhadap kelompok tersebut, namun mereka masih terus melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan,” katanya usai mengikuti apel siaga HUT Kodam XVII/Cenderawasih di Makodam, Jumat (29/5).
Terkait dengan tuntutan denda dari pihak keluarga korban terhadap pelaku penembakan, Bupati Henock Ibo menandaskan, bahwa tuntutan merupakan urusan masyarakat, sebab yang berbicara masalah adanya tuntutan terhadap kasus pembunuhan adalah dari masyarakat itu sendiri.
“Itu urusan masyarakat sendiri, pihak pemerintah tidak mencampuri hal itu karena masyarakat sendiri yang membuat aturan adat seperti itu,” katanya
Kata dia, tanggungjawab Pemerintah daerah dalam kasus ini sudah dilakukan yaitu membiayai korban di rumah sakit dan dievakusi ke Jayapura.
“Kami sudah memberikan tanggungjawab dengan membiayai korban,” kata singkat.
Kepolisian Daerah Papua mengirimkan sebanyak 1 Pleton atau sekitar sebanyak 35 orang anggota Brimob Polda Papua untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan enam warga sipil di, Mulia-Kabupaten Puncak Jaya, Kamis (26/5) malam sekitar pukul 23.00 WIT.
“Saya sudah ditelepon Kapolres Puncak Jaya kalau di sana membutuhkan personil, saya kirim sebanyak 1 pleton Brimob untuk membantu pengejaran dan pengamanan di sana,” kata Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Yotje Mende kepada usai menghadiri Hut Kodam XVII/Cenderawasih ke -52, pada Jumat (29/5).
Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI. Fransen G Siahaan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolda terkait pengejaran para pelaku penembakan di Kabupaten puncak Jaya tersebut.
“Pak kapolda sudah meminta saya untuk memberikan bantuan personil dalam upaya mencari mereka sampai membawa mereka kedepan hukum, karena hukum adalah sebagai panglima tertinggi. Kami bantu 1 pleton prajurit yang ada di Puncak Jaya dan satu pleton untuk Paniai,” katanya.[Antara]