-->

Kawasan Perbatasan RI - PNG Masih Rawan Ilegal Fishing Dan Ganja

KOTA JAYAPURA - Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri – Provinsi Papua, Suzanna Wanggai mengaku nelayan asal Indonesia,  lebih sering masuk ke wilayah perairan Negara tetangga PNG, dibandingkan dengan nelayan asal PNG.

“Dari nelayan PNG sendiri tidak ada, justru  dari kita ini yang besar kesana,”akuinya di Jayapura, Kamis (28/5).

Suzana yang akrab disapa ibu Susi ini menegaskan, pihaknya akan melakukan investigas penyebab nelayan Indonesia asal Papua yang melakukan aktifitas mencari ikan di perairan PNG.

“Pemerintah kita harus melihat hal ini kenapa nelayan asal Papua tinggi sekali masuk ke wilayah PNG, apakah karena ikan kita kurang, terus kalau ikan kita kurang, itu karena apa, apa karena lautnya sudah hancurkah,”tegasnya.

Sedangkan untuk wilayah Merauke, ujar Susi, nelayan asal Merauke dan PNG transaksi perdagangannya menggunakan sistem barter.

“Selama ini untuk Merauke, mereka (nelayan PNG-red) lebih ke masyarakat kita. Nelayan PNG yang mencari teripang atau gelembung, sirip ikan hiu dan kemudian melakukan transaksi barter dengan masyarakat kita,” terangnya.

Sebab nelayan PNG membutuhkan bahan makanan seperti beras. Karena menurutnya orang – orang PNG lebih senang beras dari Indonesia, selain itu sabun.

“Ini biasa juga dari masyarakat kita membawa barang elektronik dan kemudian ditukar dengan ikan atau teripang,”jelas Susi.

Namun untuk  aktivitas illegal fishing, selama kurun waktu satu dua bulan terakhir ini tidak terdapat kasus seperti sebelumnya. Karena beberapa bulan lalu banyak nelayan Indonesia masuk ke wilayah di perairan PNG kasusnya termasuk tinggi.

“Lebih banyak itu pada awal tahun ini, saat bulan ombak yang tinggi. Itu yang menyebabkan nelayan kita bisa masuk ke wilayah mereka (PNG-red),”terangnya.

Namun karena koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga Pemerintah Indonesia melalui badan perbatasan bisa mengkomunikasikan hal itu kepada pemerintah PNG sehingga warga Indonesia diperlakukan dengan baik.

Terkait dengan peredaran Narkoba jenis ganja dari wilayah PNG ke perbatasan Papua, kata Susi, saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan yang sudah diperketat sehingga kasus ganja melalui Skouw – Distrik Muara Tami – Kota Jayapura sudah berkurang. Termasuk juga lewat jalur laut.

“Sekarang ini mereka pintar. Karena melihat pengawasan kita yang cukup ketat. Akhirnya mereka cari jalan – jalan tikus,” ungkapnya.

Sebab panjangnya perbatasan antara Papua dan PNG yang tidak dibatasi oleh tembok sehingga para penyelendup ganja yang oleh masyarakat PNG disebut dengan istilah marijuana itu sudah mengetahui mana jalur resmi dan dimana jalur tikus, yang kebanyakan dilewati masyarakat yang selalu lalu lalang. “Ini yang menyebabkan masih maraknya ganja masuk ke kita, lewat jalan tikus, kebanyakan di Kab Keerom dan Kab.Boven Digul,” jelasnya.

Sementara itu untuk pengawasan di laut menurutnya sudah cukup baik hanya saja. Untuk meloloskan barang illegal, para penyelendup biasanya masuk lewat jam operasional kantor. Biasanya pada saat pagi hari dan juga subuh baru lakukan aktifitas illegal itu. [Dharapos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah