-->

Victor Yeimo Minta Masyarakat TIdak Kaitkan KNPB dengan Bentrok di BTN Organda

KOTA JAYAPURA - Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo menegaskan kepada warga, TNI/Polri dan media agar tidak mengkriminalkan KNPB serta berusaha mengalihkan isu perjuangan damai yang dilakukan pihaknya dengan kasus bentrok yang terjadi di Organda, Jayapura pada Senin (8/6), karena bentrok tersebut adalah murni kriminal yang terjadi antar warga.

"Kami tegaskan agar warga, TNI/Polri, dan media tidak mengaitkannya dengan organisasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Pihak KNPB, justru menjadi korban pembakaran sekretariat sektor KNPB oleh warga pendatang," kata Victor Yeimo dalam keterangan tertulis pada Selasa (9/6).

Kata Yeimo, sesuai laporan di lapangan, kasus itu bermula dari penggerebekan motor curian, yang sengaja diparkir di sekitar basis KNPB dan berujung aparat kepolisian menggerebek dan menangkap warga secara membabi buta dan mengundang kemarahan warga sekitar.

"Sesaat kemudian, warga pendatang mengambil kekuatan bersama Polisi lalu menyerang dan membakar seluruh perumahan warga sipil Papua, dimana kantor sektor KNPB yang kebetulan bersamaan dengan perumahan warga disitu ikut dibakar," tambah Yeimo.

Sesuai pembacaan situasi, pihaknya menilai kerusuhan tersebut merupakan skenario dari operasi intelijen untuk membakar kantor sektor KNPB, mengadu domba rakyat sipil, dan mengkriminalkan KNPB.

"Kami tegaskan agar segera hentikan upaya-upaya kotor yang tidak mencerminkan kemanusiaan dan kejujuran di atas tanah Papua. Hentikan segala upaya pengalihan perjuangan damai rakyat West Papua pada kejahatan," ujarnya.

Sebelumnya sekitar pukul 14.00 WIT,  50-an warga melakukan aksi penyerangan di BTN Organda Padang Bulan. Dalam aksi penyerangan tersebut para pelaku yang mendatangi rumah Fredi lalu menikam korban hingga tewas di rumahnya.

Selain menikam  Fredrik hingga tewas, para pelaku juga menikam seorang warga bernama Simon dan Ketua RT 03/RW 04 Wandadaya.  Korban Simon yang mengalami luka tikam di punggung sempat dilarikan ke RS Bhayangkara bersama Ketua RT 03 Wandadaya namun sayang nyawanya tidak tertolong lagi. Sementara itu, Wandadaya hingga berita ini diturunkan masih dalam kondisi kritis dan dirawat di RS Bhayangkara.

Warga Perumahan Organda yang tidak terima dengan aksi penyerangan yang dilakukan sekitar 50-an warga yang diduga bermukim di belakang SD, SMP, SMK Negeri Emereuw langsung melakukan perlawanan.

Warga melempari para pelaku dengan batu, sementara para pelaku juga tidak mau kalah dan melempari warga dengan batu. Bahkan para pelaku penyerangan juga sempat melepaskan anak panah ke arah warga perumahan Organda.

Kapolres Jayapura Kota AKBP. Jeremias Rontini, SIK yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya aksi penyerangan yang dilakukan sekitar 50-an warga di Perumahan Organda Padang Bulan. Pelaku menurut Kapolres Rontini tiba di Perumahan Organda sambil berteriak-teriak mengancam akan membakar rumah warga.

Kapolres Rontini mengatakan, setelah mendapat laporan adanya penyerangan di Perumahan Organda Padang Bulan, aparat Kepolisian dari Polsek Abepura dan Dalmas Polres Jayapura Kota tiba di TKP. Aparat langsung melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap pelaku penyerangan dan penikaman yang kabur ke arah perbukitan di belakang perumahan Organda Padang Bulan.

Tidak lama kemudian, menurut Kapolres Rontini warga dari Perumahan Organda berkumpul dan langsung melakukan pembakaran terhadap rumah warga yang berada di perbukitan. Kurang lebih 10 rumah dikabarkan terbakar, dan 20 lainnya dirusak.

“Warga juga membakar 8 sepeda motor dan ada 6 sepeda motor yang kami amankan di Polres Jayapura Kota,” tambahnya.

Hingga malam ini, warga di Perumahan Organda Padang Bulan masih berjaga-jaga. Di sekitar perumahan juga terdapat aparat Kepolisian dan TNI yang melakukan pengamanan.

Diduga keluarga korban pembunuhan di Organda mendatangi Asrama Putra Nabire di Kamkey dan melakukan pengejaran terhadap semua penghuni dengan sejumlah alat tajam. Akibatnya, salah satu penghuni asrama atas nama Hendrikus Iyai, mahasiswa semester akhir STIH Umel Mandiri, ditikam di perut hingga ususnya keluar dan kini dirawat di Rumah Sakit Umum Abepura. [MajalahSelangkah/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah