Yohanis Bassang Pertanyakan Penundaan Suplai Sayur dan Buah ke PT Pangan Sari Utama
pada tanggal
Thursday 25 June 2015
TIMIKA (MIMIKA) – Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang memanggil Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif (Kadiskek) Sherli Lumenta untuk meminta klarifikasi terkait surat nomor 518/29/IV/2015 tanggal 28 April 2015 yang diterbitkan oleh dinas tersebut.
Dalam surat tersebut berbunyi penundaan sementara kegiatan suplai sayur dan buah dari petani setempat ke PT Pangan Sari Utama (PSU), perusahaan penyedia jasa katering untuk karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), perusahaan privatisasi dan kontraktor.
“Dia sudah datang dan melapor ke saya. Ia menjelaskan bahwa apa yang ia lakukan bukan mau menghalangi tapi mau memutuskan mata rantai yang selama ini tidak berjalan dengan baik. Menurut penjelasannya, koperasi yang selama ini menjadi penghubung antara UBAANJ dengan Pangan Sari sering bermasalah,” ujar Bassang pada Rabu (17/6).
Menurut Bassang, koperasi yang dimaksud adalah Koperasi Sarima yang menjalin kerjasama dengan Usaha Bersama Amungsa Amung Negelem Jaya (UBAANJ) sebagai distributor hasil tani masyarakat. Selama ditanganai, proses administrasi koperasi tersebut dinilai ribet dan sering tertunda pembayaran sehingga merugikan UBAANJ.
“Hal ini yang menjadi alasan Cheril melakukan pemberhentian, dan tidak lagi memakan UBAANJ sebagai perantara. Tetapi akan langsung dengan Pangan Sari,” tandas Bassang.
Sebelumnya, pimpinan UBAANJ, Thomas Wanmang mengeluhkan intervensi yang dilakukan dinas koperasi, sebab telah mematikan hubungan antara pihaknya dengan PT PSU yang selama ini menerima hasil bumi mereka.
“Seharusnya pemda memberikan perlindungan dan jaminan bagi seluruh koperasi dan bukan malah mengintervensi. Surat tesebut jelas menunjukkan ketidakberpihakkan pemda kepada petani lokal,” ujar Thomas.
Ia meminta Bupati Mimika, Eltinus Omaleng agar mengevaluasi kembali surat keputusan yang ditandatangani Chery Lumenta.
Sebab selain mempengaruhi pendapatan dan penjualan masyarakat. Hal itu dinilai sengaja dilakukan untuk mengalihkan kerjasama kepada pihak lain yang dinilai memiliki relasi kerja dengan kepala dinas. [TimikaEkspress]
Dalam surat tersebut berbunyi penundaan sementara kegiatan suplai sayur dan buah dari petani setempat ke PT Pangan Sari Utama (PSU), perusahaan penyedia jasa katering untuk karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), perusahaan privatisasi dan kontraktor.
“Dia sudah datang dan melapor ke saya. Ia menjelaskan bahwa apa yang ia lakukan bukan mau menghalangi tapi mau memutuskan mata rantai yang selama ini tidak berjalan dengan baik. Menurut penjelasannya, koperasi yang selama ini menjadi penghubung antara UBAANJ dengan Pangan Sari sering bermasalah,” ujar Bassang pada Rabu (17/6).
Menurut Bassang, koperasi yang dimaksud adalah Koperasi Sarima yang menjalin kerjasama dengan Usaha Bersama Amungsa Amung Negelem Jaya (UBAANJ) sebagai distributor hasil tani masyarakat. Selama ditanganai, proses administrasi koperasi tersebut dinilai ribet dan sering tertunda pembayaran sehingga merugikan UBAANJ.
“Hal ini yang menjadi alasan Cheril melakukan pemberhentian, dan tidak lagi memakan UBAANJ sebagai perantara. Tetapi akan langsung dengan Pangan Sari,” tandas Bassang.
Sebelumnya, pimpinan UBAANJ, Thomas Wanmang mengeluhkan intervensi yang dilakukan dinas koperasi, sebab telah mematikan hubungan antara pihaknya dengan PT PSU yang selama ini menerima hasil bumi mereka.
“Seharusnya pemda memberikan perlindungan dan jaminan bagi seluruh koperasi dan bukan malah mengintervensi. Surat tesebut jelas menunjukkan ketidakberpihakkan pemda kepada petani lokal,” ujar Thomas.
Ia meminta Bupati Mimika, Eltinus Omaleng agar mengevaluasi kembali surat keputusan yang ditandatangani Chery Lumenta.
Sebab selain mempengaruhi pendapatan dan penjualan masyarakat. Hal itu dinilai sengaja dilakukan untuk mengalihkan kerjasama kepada pihak lain yang dinilai memiliki relasi kerja dengan kepala dinas. [TimikaEkspress]