-->

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Waspadai Titik Api di Tanah Papua

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mulai mewaspadai munculnya titik api baru di Provinsi Papua dan Papua Barat. Oleh karena itu, pemerintah terus berkoordinasi dengan gubernur setempat untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut.

"Tadi malam saya sudah berusaha menghubungi gubernurnya namun belum bisa. Hari ini saya akan kontrol titik api di Papua," kata Siti saat ditemui di kompleks Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Jakarta Selatan, Senin (21/9).


Ttitik api di Tanah Papua diantaranya Kabupaten Fak-Fak, Raja Ampat, Sorong Selatan, Tambrauw, Mappi dan Merauke dengan mayoritas titik api di Kabupaten Merauke yang saat ini mengalami kekeringan.

Lebih lanjut, Siti mengatakan pihaknya sejak kemarin juga masih terus mengontrol titik-titik api di Riau, Jambi, serta Kalimantan Selatan. Ia mengatakan cara kerja posko-posko di enam provinsi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dapat diandalkan.

"Format kerjanya, tiap sore titik-titik api dikontrol dan keesokan harinya ada operasi lanjutan. Pagi hari, tim darat bekerja dengan dibantu tim udara melakukan pengeboman air," katanya.

Hingga hari ini, diperkirakan puluhan juta liter air telah disiramkan demi memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Di Sumatera Selatan sendiri, Siti memperkirakan sekitar 17 juta liter air telah disiramkan.

Ke depannya, Siti mengatakan perlunya langkah-langkah penyelesaian masalah karhutla secara permanen. Langkah permanen itu dilakukan melalui perbaikan ekosistem gambut, terutama soal tata air.

"Saya juga mengikuti rencana kerja provinsi Riau dengan dana APBD untuk menjahit sodetan-sodetan kanal. Kedua, harus ada restorasi ekosistem pada daerah-daerah yang rusak," katanya.

Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan yang dihimpun melalui satelit hingga 9 September 2015, luas area lahan pemanfaatan yang terindikasi kebakaran di Sumatera dan Kalimantan mencapai 190.993 hektare. Selain itu, sebanyak 114 perusahaan terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Dari 114 perusahaan yang berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan, perusahaan yang berada di Sumatera Selatan mempunyai jumlah paling banyak dengan 19 perusahaan, di antaranya PT BMH, PT RHM, PT SWI, PT BAP, PT BPU, PT GAL, PT WLM, PT CMB, PT TPJ, PT DGS, PT RPP, PT IAL, PT BKI, PT BSC, PT SAM, PT RE, PT DAS, PT CT dan HGU.

Sebelumnya, Markas Besar Polri telah menerjunkan 70 penyidik ke lokasi dugaan pembakaran hutan di berbagai daerah Indonesia.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan, Rabu (16/9), menjelaskan tim tersebut diterjunkan bersama 752 personel yang bertugas menanggulangi kebakaran.

Selain itu, setiap Kepolisian Daerah terdekat juga diperintahkan mengerahkan satu satuan setingkat kompi (sekitar 100 personel) ke lokasi.

"Ahli-ahli semua tim penyidiknya, dipimpin Inspektur Jenderal (Irjen) Ari Dono," kata Anton di Markas Besar Polri, Jakarta.

Pihak kepolisian juga telah menetapkan tersangka kepada 10 perusahaan yang diduga membakar hutan. Mereka adalah PT. PMH, PT. RPP, PT. RBS, PT. LIH, PT. MBA, PT. GAP, PT. ASP, PT. KAL, PT. RJP dan PT. SKM. [CNN]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah