-->

Penerbangan Malam di Bandara Mozes Kilangin Tergantung Situasi

TIMIKA (MIMIKA) – Kepala Bandara Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, Subagio Hadidjan menyatakan penerbangan yang dilakukan beberapa airlines pada Rabu (21/10) malam lalu merupakan penerbangan situasional yang dilakukan oleh pihaknya dan maskapai terkait.

“Penerbangan itu sendiri tergantung dari maskapainya, kami hanya bertugas untuk memberitahukan dan sampaikan saja, tetapi kembali wewenang itu ada pada mereka,” ujarnya kepada wartawan diruang kerjanya, Kamis (22/10).

Ia mengakui, penerbangan malam yang diberlakukan pihaknya merupakan keputusan bersama maskapai penerbangan, dengan melihat adanya peluang untuk melakukan penerbangan malam dari Jayapura menuju wilayah Indonesia barat diantaranya Surabaya, Makassar dan Jakarta, pasca tebalnya polusi asap yang melanda kabupaten tersebut.

Selanjutnya dikatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan maskapai-maskapai komersial yang ada diantaranya Airfast, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Trigana Air dan Susi Air termasuk ketika melakukan penerbangan malam kepada airlines yang mampu melakukan penerbangan tersebut.

“Kami akan kerahkan penumpang sesuai dengan jadwal dan koordinasi dengan pihak operator, sebab mereka sendiri yang akan memberitahukan kepada penumpang batal tidaknya penerbangan mereka sendiri,” jelas dia.

Subagio menjelaskan, salah satu upaya untuk membantu mengurangi jumlah penumpang yang hingga saat ini masih terhambat penerbangannya.

“Kita (bandara dan maskapai)  sama-sama mengetahui kondisi alam sehingga kita sendiri juga yang melihat peluang yang ada. Sebab jika terus menunggu, para penumpang yang berada di Biak, Jayapura dan Makassar akan kehabisan waktu mereka di hotel untuk menanti kepastian penerbangan menuju Timika dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan adanya penerbangan ini, gridlock (kemacetan penerbangan) nya lebih jauh berkurang,” jelas dia.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan penerbangan yang maksimal, sehingga kebijakan-kebijakan khusus dapat diberlakukan di waktu-waktu mendesak seperti yang terjadi saat ini.

“Kita sangat sadar, mereka sangat butuhkan penerbangan ini. Sebab banyak yang mau melakukan kegiatan mereka dan menggunakan pesawat sebagai sarana transportasinya tapi mereka masih terkatung-katung di hotel, menginap dan menunggu kepastian penerbangan. Akhirnya menumpuk dan menjadi beban kepada kami juga,” ujar dia.

Sembari menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memilih-milih maskapai yang ada, sebab layanan penerbangan komersial diberlakukan sama kepada operator pesawat yang ada.

“Kami tidak menutup bandara, namun karena kondisi cuaca kami menghimbau kepada operator penerbangan untuk memperhatikan keselamatan penumpang dan prosedur-prosedur yang berlaku,” tukas dia. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah