-->

FMJ-PTP Investigasi Kelangkaan BBM di Jayawijaya

WAMENA (JAYAWIJAYA) - Untuk mengungkap terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jayawijaya yang tak kunjung usai, Forum Masyarakat Jayawijaya se-Pegunungan Tengah Papua (FMJ-PTP) telah melakukan investigasi ke beberapa tempat, dan dari hasil investigasi telah menemukan beberapa faktor kendala.

Salah satunya, pesawat udara yang mengangkut barang dari Jayapura ke Wamena lebih utamakan mengangkut bahan bangunan dan material proyek.

Mully Wetipo, Juru Bicara FMJ-PTP dalam laporan investigasinya mengungkap, pengutamaan pengangkutan bahan bangunan dan material proyek dilakukan untuk menyelesaikan banyak proyek sebelum akhir tahun.

Selain itu, alasan Pemda Jayawijaya atas kelangkaan BBM dan tingginya harga Sembako yang terjadi belakangan ini karena pesawat cargo Cardig Air sedang tidak beroperasi.

“Itu hanya alasan pemerintah, karena setelah Cardik Air tidak beroperasi ada penambahan dua aviasi baru, tetapi kendala itu tetap saja ada. Selama ini Trigana Air yang mengangkut BBM, tetapi Trigana juga terkesan dipaksa untuk mengangkut bahan proyek.”

“Kami duga kuat ada pemaksaan untuk mengangkut bahan proyek, sehingga BBM dan Sembako terbengkalai di Jayapura,” ujar Mully sesuai laporannya itu, siang tadi.

Dalam laporan itu, jelas pendistribusian BBM subsidi tidak tepat sasaran, sehingga BBM subsidi yang diperuntukan bagi masyarakat kecil malah digunakan oleh pejabat negara.

Dinas perindakop juga dinilai tidak melakukan pengawasan. Akibatnya, penjualan BBM dan Sembako dengan harga tinggi secara leluasa terjadi.

Sementara, masyarakat dari wilayah lain di Pegunungan Tengah Papua masih tergantung dari BBM kuota Kabupaten Jayawijaya. Dan nilai kuota BBM bagi Jayawijaya belum pernah berubah sejak beberapa tahun lalu, padahal pengguna BBM meningkat setiap saat.

Selain itu, terjadi ketidakjelasan jumlah BBM subsidi yang harus diangkut ke Jayawijaya, sehingga dari kuota 77 drum BBM subsidi adakala BBM jenis premium yang banyak diangkut atau solar dan minyak tanah.

“Berdasarkan data yang kami temukan di lapangan, pada tanggal 28 Oktober 2015, BBM subsidi jenis premium yang diangkut ke Wamena 20 drum, solar 4 drum dan 54 drum minyak tanah. Ini berubah-ubah, seperti minyak tanah jumlahnya banyak.”

“Tetapi yang disalurkan ke setiap kepala keluarga setelah dua minggu hanya 7 liter, sementara yang lainnya dikemanakan?” tanya Mully.

Atas dasar ini, FMJ-PTP minta, pihak aviasi penerbangan hentikan pengangkutan bahan proyek dan mengangkut BBM dan Sembako. Termasuk para kontraktor proyek di Wamena untuk segera mencari pesawat pribadi.

“Kami minta DPRD Jayawijaya bentuk Pansus untuk monitoring pengangkutan BBM dan Sembako ke Wamena,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah juga harus segera umumkan kuota BBM di Jayawijaya dan ajukan surat ke Pertamina untuk penambahan kuota. “Pemkab segera bangun komunikasi dengan daerah pemerintah pemekaran untuk mengatasi masalah ini,” ujar Mully.

Jika tidak dilakukan segera, pihaknya akan segera ajukan persoalan ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Tetapi juga kami akan melakukan aksi demonstrasi. Pada hari Senin nanti kami akan aksi guna menindak lanjuti persoalan ini. Kami ajak masyarakat Jayawijaya bersama-sama untuk melakukan protes ini,” tutupnya. [SuaraPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah