-->

Terkait Virus Zika, Dinkes Papua Tunggu Petunjuk dari Kemenkes

KOTA JAYAPURA - Dinas Kesehatan Provinsi Papua masih menunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi masuknya virus Zika yang mewabah di Amerika Latin.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Papua, dr Beeri I.S Wopari di Jayapura, Rabu, mengatakan, Kemenkes akan memberikan perintah dan petunjuk terkait langkah yang harus dilakukan di tingkat provinsi.

"Tetapi upaya-upaya dasar yang namanya promosi kesehatan itu sudah harus disiapkan di provinsi menyiap melalui surat resmi ke teman-teman Dinas Kesehatan di daerah dan logistik yang sudah menjadi tugas pokok (tupoksi) di Dinas Kesehatan Papua tetap disiapkan dan sewaktu-waktu siap untuk didorong ke kabupaten/kota," katanya.

Sambil menunggu informasi dari Kementerian Kesehatan, kata dia, Dinas Kesehatan Papua sudah menginformasikan kepada masing-masing unit layanan kesehatan masyarakat, terutama petugas kesehatan di tingkat kabupaten untuk ditindaklanjuti ke setiap pengelola Puskesmas agar melakukan pengamatan atau bisa disebut surveilens.

Menurut dia, pengamatan penyakit harus dilakukan atau harus dilaksanakan dan wajib untuk memantau semua pergerakan penyakit yang ada di masyarakat.

"Artinya masyarakat yang datang berobat ke Puskesmas itu harus didata baik, datang dengan keluhan apa, jadi itu sistem pengamatan pasif," ujarnya.

Sementara pengamatan aktif, yakni pengelola Puskesmas dalam pelayanan keluar gedung. Misalnya, pelayanan Posyandu atau imunisasi kelilin juga harus dilakukan pengamatan.

"Dan itu kami memberitahu kepada teman-teman di Dinas Kesehatan kota/kabupaten untuk wajib mengingatkan Puskesmas, langkah selanjutnya adalah Puskesmas wajib memberi laporan atau survelens atau pengataman kepada Dinas Kesehatan kabupaten untuk dilakukan analisa," ujarnya.

Dalam analisis itu, misalnya, ternyata ada laporan dari Puskesmas hasil diagnosa suspek demam berdarah mengalami peningkatan, berarti sudah harus diwaspadai dan masyarakat diingatkan.

Kemudian langkah-langkah penanganan lainnya adalah memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, petugas di Puskesmas juga harus sigap memberikan pengobatan kepada pasien yang di diagnosa saat itu sebagai suspek demam berdarah dan harus di pantau kalau memang pasien itu dirawat di Puskesmas maka harus tetap dipantau.

Bila perlu, lanjut dia, dirujuk ke rumah sakit lainnya. Misalnya, Zika gejalanya tidak beda jauh dengan demam berdarah, seperti terjadi perdaraan di bawah kulit dan mimisan tetapi mungkin dalam fase yang jatuh ke dalam.

"Mungkin Zika masih sedikit ringan kalau dibanding dengan demam berdarah dengue (DBD) yang kalau sudah terjadi perdarahan di dalam tubuh itu kejadiannya jauh lebih berat, bahkan bisa berakibat fatal, jadi memang tetap harus diantisipasi terutama zika yang belakangan ini marak dibicarakan di Indonesia," kata dia. (Antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah