-->

Tidak Ada Korban Jiwa Pada Longsor di Tsinga

TIMIKA (MIMIKA) - Kepala Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, Slamet Sutedjo mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor yang terjadi di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura pada Sabtu (14/2).

"Untuk korban jiwa memang tidak ada, tapi kerugian material cukup banyak. Saat ini masyarakat membutuhkan bahan makanan karena kebun mereka terkena longsor," ujar Slamet ketika dihubungi dari Timika, Senin.

Ia mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, bencana tanah longsor itu menimbulkan kerugian material yang cukup banyak yaitu dua unit rumah guru SDN Tsinga di Beanegogom nyaris roboh, sedangkan dapur perumahan guru tersebut tersapu air banjir.

Kerusakan lainnya yaitu dua jembatan gantung di Kampung Nosolandop dan Doliningokgin tertimbun material longsor dan nyaris putus, sehingga tidak bisa dilalui warga.

Bencana tanah longsor itu juga mengakibatkan beberapa titik akses jalan antarkampung Beanegogom-Doliningokgin dan Kampung Tsinga ke Hoeya terputus serta lahan pertanian (kebun) milik 64 kepala keluarga di Tsinga hanyut terbawa tanah longsor.

Peristiwa tanah longsor di Kampung Tsinga itu terjadi pada Sabtu (14/2) sekitar pukul 14.30 WIT. Bencana longsor di Kampung Tsinga itu akibat curah hujan yang tinggi.

Terkait peristiwa tersebut, Kadistrik Tembagapura telah melaporkan secara resmi ke Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan pihak terkait lainnya seperti PT Freeport Indonesia.

Pascakejadian, PT Freeport telah mengerahkan helikopter untuk mendistribusikan bantuan beras kepada warga yang dipusatkan di Kampung Beanegogom.

Pemkab Mimika dan pihak Freeport juga hingga kini terus berkoordinasi untuk segera mendistribusikan bantuan bahan makanan ke ratusan kepala keluarga yang bermukim pada enam kampung di wilayah Tsinga.

Informasi yang diterima Antara di Timika, Pemkab setempat akan menyalurkan bantuan bahan makanan berupa beras, mi instan, selimut, dan lainnya ke Tsinga dengan penerbangan helikopter pada Selasa (24/2).

Pendistribusian bantuan bahan makanan untuk para warga korban longsor di Tsinga sedianya dilakukan sejak Sabtu (21/2), namun hingga kini tidak bisa terealisasi karena cuaca berkabut.

Kampung Tsinga dan beberapa kampung lain di sekitar itu berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut.

Satu-satunya akses transportasi untuk dapat menjangkau wilayah itu hanya melalui penerbangan pesawat ke lapangan terbang Mulu atau menggunakan helikopter. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah