-->

Bandara Mosez Kilangin Tetap Beroperasional Ditengah Kabut Asap

TIMIKA (MIMIKA) – Bandara Mozes Kilangin dinilai masih mampu untuk melakukan operasional penerbangan pada beberapa jenis pesawat meski kabut asap dari Selatan Papua menutupi Kabupaten Mimika dan sekitarnya. Kepala Bandara Mosez Kilangin, melalui General Manager (GM) Airfast Aviation Facilities Company (AVCO), Edward Hutahayan, mengatakan terbang tidaknya sebuah pesawat adalah keputusan tiap-tiap operator penerbangan tersebut.

“Kita tidak tutup, tapi kami informasikan kepada navigasi nasional bahwa bandara kami sedang alami kabut asap dengan ketebalan sekian. Masalah terbang tidaknya pesawat, kembali kepada airline (maskapai)–nya. Sebab mereka masing-masing punya kebijakan dan SOP (standar operasional), tinggal mereka sendiri yang putuskan,” ujar Edward kepada Salam Papua, Senin (19/10).

Dikatakan meski kabut asap telah menebal pada pekan lalu, pihaknya menyatakan tetap beroperasi secara normal. Sebab pelayanan untuk penerbangan perintis ke beberapa daerah di sekitar Kabupaten Mimika dan kabupaten sekitar harus terus berjalan.

“Hingga saat ini Hercules dan pesawat-pesawat kecil tetap lakukan layanan penerbangan. Sebab jika kita tutup total, otomatis tidak ada lagi layanan penerbangan yang kami lakukan dibandara ini,” ujar dia.

Selanjutnya ia menjelaskan, terkait masuknya pesawat Hercules TNI AU dan beberapa pesawat kecil seperti Trigana Air dan Susi Air, pihaknya menegaskan bahwa itu adalah kelebihan dari pesawat tersebut menyatakan pesawat herkules adalah pesawat yang memiliki mesin baling-baling (propeller) sehingga tidak terpengaruh dengan kondisi alam yang sedang terjadi saat ini.

“Itu kembali kepada pesawat dan pilotnya. Mereka memiliki prosedur dan karakteristik pesawat yang berbeda sebab pesawat Hercules dan pesawat kecil lainnya bermesin propeller, sehingga ketika kabut asap sekalipun, mereka masih mampu beroperasi. Cuma yang jadi kendala adalah masalah visibilitas (jangkauan pandang) dari pilot yang seringkali menunggu hingga siang hari ketika daya pandang di bandara sudah ideal untuk melakukan penerbangan,” jelas dia.

Dikatakan untuk sehari itu saja pesawat Hercules, ATR dan pesawat-pesawat kecil lainnya masih melakukan aktivitas penerbangannya, dengan koordinasi penuh dengan BMKG Timika.

“Pesawat-pesawat kecil sudah terbang sekitar jam 10 , karena mereka sudah tau mereka seharusnya sudah siap terbang dari jam 6 pagi tadi. Namun karena jarak pandang masih 100 sampai 200 meter, mereka tidak berani dan tunggu hingga siang hari ketika daya pandang sudah capai 800 hingga 1000 meter,” ujar dia.

Menurut Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara (Lanud) Timika, Kapten Pom Sanyoto menyatakan penerbangan pesawat Hercules selama ini merupakan jadwal rutin yang dilaksanakan, termasuk ketika kabut asap tebal yang meliputi bandara tersebut.

“Kami punya mesin yang memiliki kecepatan rendah sehingga ketika daya pandang pilot hanya 800 hingga 1000 meter, kami masih bisa lakukan penerbangan rendah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penerbangan itu sendiri diperhitungkan sesuai dengan fuel (bahan bakar), juga dari pengalaman pilot yang membawa pesawat itu untuk bisa masuk dan tiba di sini,” ujar dia.

“Sedangkan kenapa sampai pesawat jet tidak bisa, itu karena pesawat tersebut tidak mampu recovery (pulih) pada ketinggian dan kecepatan tertentu dan itu yang bisa mengancam pesawat tersebut. Sedangkan untuk pesawat propeller, masih mampu recovery diberbagai ketinggian dan kecepatan hingga yang paling rendah dan lambat sekalipun,”

“Jadi bukan masalah Hercules dan pesawat kecil yang bisa masuk sedangkan yang lainnya seperti Garuda, Sriwijaya dan Airfast tidak. Tetapi itu kembali kepada kemampuan dan karakteristik pesawat itu sendiri. Sehingga sangat salah jika ada anggapan Hercules saja yang dianggap masuk sedangkan pesawat lain tidak,” tutur dia. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah