-->

Menteri ESDM Diminta Laporkan Pelaku Pencatut Nama Joko Widodo ke Freeport

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said diminta melaporkan ke penegak hukum, tokoh politik yang disebut mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Freeport.

Hal itu perlu dilakukan Sudirman jika tidak berani mengungkap siapa sosok yang dimaksud ke publik.

"Laporkan saja, biar nanti hukum yang membuktikannya," kata anggota Komisi VII dari Fraksi Nasdem Kurtubi saat dihubungi, Rabu (11/10/2015).

Menurut Kurtubi, pernyataan Sudirman berpotensi menimbulkan spekulasi negatif dan bola liar di publik.

Sebab, publik akan menerka-nerka siapa politisi kuat yang dimaksud. Selain itu, hal ini juga akan membuat situasi politik kurang kondusif.

"Banyak yang bilang Menteri ESDM itu kan orang yang kuat, petarung. Ya, laporkan saja. Daripada spekulasi si A, si B, si ," ujarnya.

Sudirman sebelumnya menyebutkan adanya tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba menjual nama Jokowi-JK kepada Freeport.

Dengan mencatut nama Presiden dan Wapres, politisi itu menjanjikan ke Freeport agar kontrak bisa segera diberikan.

"Seolah-olah Presiden minta saham. Wapres juga dijual namanya. Saya sudah laporkan kepada keduanya. Beliau-beliau marah karena tak mungkin mereka melakukan itu," ujar Sudirman Said seperti dikutip dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV dan dikutip Kompas, Selasa (10/11).

Namun, dia mengaku tak bisa menyebut siapa politisi yang coba menjual nama dua pimpinan tertinggi republik itu. Hanya, Sudirman mengatakan bahwa orang itu cukup terkenal.

JK, tutur dia, tahu persis siapa orang yang coba menyeret-nyeret nama dua petinggi republik tersebut.

"Keduanya (Presiden dan Wapres) sangat marah. Pak Jokowi mengatakan, 'ora sudi'. Ora sudi kan ungkapan Jawa yang sangat dalam. Begitu pun Wakil Presiden. 'Ini orang kurang ajar dan saya tahu orang itu siapa,' kata Wapres. Jadi, Wapres sudah menduga," ujarnya.

Sudirman mengaku mengetahui semua tindakan licik tokoh-tokoh politik di balik percobaan perpanjangan kontrak Freeport. Sebab, Freeport menceritakan secara rinci permintaan tokoh-tokoh politik tersebut. [Kompas]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah