-->

Tiga Anggota Purom Wenda Dibekuk Tim Gabungan di Papua Trade Centre (PTC) Entrop

ENTROP (KOTA JAYAPURA) - Tiga warga sipil yang diduga merupakan jaringan Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Purom Wenda dibekuk tim gabungan TNI/Polri di pusat perbelanjaan Papua Trade Center (PTC) Entrop, Rabu (28/1) siang. Ketiga warga ini masing-masing berinisial RW, AJ dan FK.

Dari informasi yang diterima,  dalam operasi penangkapan, Rabu (28/1) pagi, tim gabungan TNI/Polri berhasil menyita 500 amunisi kaliber 5,56  yang akan dikirim ke kelompok Purom Wenda. Dimana, 500 butir amunisi didapat di rumah AJ di kawasan Expo Waena.

Salah satu tim penyidik di Polda Papua yang enggan disebutkan namanya menyebutkan ketiga warga sipil itu diduga sebagai anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang sering menyuarakan Papua Merdeka.

Lanjutnya, Indikasinya 500-an amunisi itu dipesan oleh kelompok criminal bersenjata pimpinan Puron Wenda yang biasa melakukan aksinya di kabupaten Lanny Jaya. “500-an amunisi dihargai Rp 10 juta. Ini sangat murah dan kami terus masih melakukan pengembangan,” ucap penyidik tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes (Pol) Patrige menegaskan bahwa penangkapan dipusat perbelanjaan PTC merupakan hasil pengembangan dari penangkapan di Wamena, Sabtu (24/1) lalu.  Pihaknya mensinyalir masih ada kelompok kelompok lain yang ikut terlibat di Kota Jayapura, sesuai informasi dari dua orang tersangka di Wamena.

Berdasarkan informasi yang didapat, lanjut Patrige, ketiga orang yang ditangkap tersebut merupakan KNPB militant, artinya mereka bergerak di Kota juga memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok lain yang berseberangan dengan NKRI.

“Jadi tadi dilakukan penangkapan di PTC,” terangnya, Rabu (28/1).

Mengenai barang bukti amunisi, Patrige mengklaim hanya barang bukti yang diamankan dari Wamena. Sedangkan terkait 500 butir amunisi yang dikabar didapat di Kota Jayapura, kata Patrige, merupakan informasi yang dikembangkan.

“Jadi kemaren dari Wamena ada 3 orang ditangkap, 2 orang yang ditetapkan tersangka. Nah dari informasi 2 tersangka ini, masih ada kelompok lainnya, ini lah yang dilakukan penangkapan,” ungkap Patrige.

Ketika ditanyakan adanya dugaan keterllibatan anggota TNI dalam transaksi penjualan amunisi, Patrige  mengklaim tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam kasus ini dan murni hasil pengembangan kepolisian di Wamena. Bahkan dia membantah telah menangkap anggota TNI yang terlibat dalam kasus tersebut.

Demikian juga soal keberadaan Polisi Militer di Polda Papua, Patrige beralasan keberadaan mereka dimungkinan membutuhkan informasi terkait dengan rekan-rekan TNI. Dia berdalih seorang pria yang sempat dibawa petugas Polisi Militer dari Polda, kemungkinan ada keterlibatan dengan kasus-kasus yang ditangani POM.

“Kalau Polisi tidak mungkin nangkap anggota TNI, kalau muka yang ditutup itu sudah biasa, mereka bukan tersangka, artinya jangan sampai ada image, mereka yang ditangkap adalah tersangka. Karena apabila mereka dilepas bisa memprotes kepolisian,” katanya.

Patrige menegaskan pihak kepolisian  masih melakukan penyelidikan terhadap ketiga orang yang diamankan di PTC. Demikian pula mengenai keterlibatan ketiga orang tersebut, baik dalam jual beli amunisi atau kasus-kasus kekerasan bersenjata.

“Kami masih dalami apakah mereka terlibat aksi, atau sebatas simpatisan dari KNPB ini masih didalami. Kami pertegas belum ada yang jadi tersangka, karena informasi yang beredar, mereka ini ada yang terlibat jual beli dan kasus-kasus kekerasan bersenjata di kota maupun pegunungan,” ungkapnya.

Menurut Patrige, penangkapan ketiga orang tersebut terdapat keterkaitan dengan Purom Wenda. “Satu orang ini memang tinggal di Jayapura, kemudian satu lagi pulang pergi Timika-Jayapura, jadi  dari keterangan kita dapat, mereka tidak punya tempat tinggal tetap, yang mana alamat di KTP dan ucapan mereka tidak sama,”tutup Patrige.

Sementara itu, pihak Kodam XVII/Cendrawasih, melalui Asintel Kodam XVII/Cendrawasih , Kol. I. Ginting mengatakan bahwa penangkapan tadi di PTC merupakan pengembangan dari penangkapan tersangka penembakan terhadap aparat di Lani Jaya pada hari Sabtu lalu. Dimana tersangka memberikan keterangan yang menyebutkan nama Albert Jikwa dan Fredrik Kogoya.

"Kemudian Serma SP, menyatakan mengenal kedua orang ini. Dan dia dilibatkan untuk penangkapan kedua orang ini," ujar Asintel melalui telephon selulernya.

Dikatakan pula, bahwa tidak ada transaksi jual beli amunisi pada penangkapan di PTC kemarin. "Tidak ada transaksi ya," ujar Asintel menegaskan.  [PacificPost]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah