-->

Babe Cabita Bangga jadi Orang Batak di Film Epen Cupen

JAKARTA - Memiliki tubuh gempal dan rambut keriting, tidak membuat Priya Prayogha Pratama alias Babe Cabita ingin mengubah sosok dirinya yang kini terjun ke dunia hiburan.

Banyak aktor yang lebih langsing dan lebih gaya, tapi Babe dengan "kekurangan" diri, pintu rezekinya malah terbuka lebar.

Babe memang belum tentu mendapat tawaran untuk menjadi model fesyen. Tapi berkat selera humornya, ia telah membintangi tujuh film sejak 2014, yaitu: Comic 8 (2014), Caleg By Accident (2014), Viva JKT48 (2014), Aku, Kau & KUA (2014), Malam Minggu Miko The Movie (2014), Comic 8: Casino Kings (2015) dan Epen Cupen The Movie (2015).

Film yang terakhir disebutkan, baru saja tayang perdana pada hari Senin (11/5) dan akan segera tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada hari ini (13/5). Dalam film arahan sutradara dan penulis Irham Acho Bachtiar, Babe beradu peran dengan aktor pendatang baru asal Papua, Celo.

Walau Celo yang menjadi peran utama, namun kemunculan Babe juga mencuri sorotan. Pemuda berusia 25 tahun ini memang berbakat melucu semenjak aktif sebagai comic di komunitas stand-up comedy Indonesia.

Tidak sulit bagi Babe untuk memerankan karakter bernama Babe yang asli Medan dalam film Epen. Pemuda berusia 25 tahun ini memang lahir di sana. Ketika diwawancara oleh CNN Indonesia setelah pemutaran perdana film Epen pun logatnya benar adanya.

"Film ini memang ber-genre komedi. Di samping saya harus tetap lucu, saya juga harus memerankan karakter Babe yang antagonis dan licik," kata Babe.

Ia ditawari main film Epen sejak September 2014 oleh Acho. Setelah membaca naskahnya, Babe mengaku sangat tertarik, baik untuk memerankan maupun menambahkan rincian di dalam naskahnya.

"Saya meminta kepada Mas Acho untuk mengutak-atik skenarionya agar lebih lucu. Karena beberapa kali main film, naskah awalnya masih kurang lucu. Ternyata Mas Acho menyilakan, saya senang sekali," ujar Babe.

Salah satu ide yang disumbangnya adalah adegan saat ia dan Celo digantung terbalik.

"Itu adegan sumpah bikin capek. Berkali-kali di-take ulang untuk mendapatkan momen yang pas. Saya dan Celo pun mati-matian nahan pegel," kata Babe yang akhirnya pingsan di salah satu adegan berlari bersama Celo.

Menurut Babe, film ini sangat Indonesia, karena menggabungkan banyak karakter yang berlogat daerah, seperti dirinya yang berlogat Batak dan Celo yang berlogat Papua.

"Beruntung memiliki logat Batak, karena ini jadi nilai tambah bagi saya. Biasanya komedian hanya menggunakan logat Betawi atau Sunda, kan?" ujar Babe tersenyum.

"Logat daerah di Indonesia lucu-lucu, lho. Bukan bercanda aja kedengarannya udah lucu," lanjutnya.

Biasa bermain film komedi, Babe tidak ingin cap itu menempel selamanya pada dirinya. Ia berharap suatu hari ada judul film dengan cerita serius yang ditawarkan padanya.

Kendati Babe menyukai suasana syuting film, dan tentu saja bayarannya, ia tetap merasa puas ketika disuruh ber-stand-up comedy.

"Kalau stand-up kan materinya terserah kita, jadi ide-ide liar bisa lebih lepas. Jangan salah lho, bayaran stand-up juga sama okenya dengan syuting film," kata Babe tersenyum.

Film Epen berkisah mengenai pemuda asal Papua bernama Celo yang diperintahkan ayahnya untuk mencari saudara kembarnya. Di tengah perjalanan, ia bertemu pemuda asal Medan bernama Babe yang sedang terlilit masalah keuangan.

Film Epen diangkat dari serial lokal Papua berjudul Epen Kah Cupen Toh yang sudah ditonton orang jutaan kali di YouTube.

Film ini dibintangi Babe, Celo, Marissa Nasution, Edward Gunawan dan Pierre Gruno. [CNN]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah