-->

Polda Papua Perketat Pengamanan PT Freeport Indonesia


KOTA AYAPURA - Kepolisian Daerah (Polda) Papua memperketat pengamanan di kawasan perusahaan tambang asal Amerika Serikat, PT Freeeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, pasca ledakan bom di Jakarta, Kamis (14/1).

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, di Jayapura, Sabtu (17/1) mengatakan, pasca ledakan di Jakarta itu, pengamanan di wilayah operasional PTFI di Timika dan Tembagapura, diperketat.

Untuk itu, komandan satuan tugas pengamanan objek vital yang dipimpin Kombes Pol Patrige Renwarin, tengah melakukan koordinasi dengan Danrem 174, yang membawahi wilayah kerja PT Freeport Indonesia.

"Koordinasi itu dilakukan untuk mengantisipasi ancamann kerawanan dari kelompok teroris," kata Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.

Diakui, peristiwa yang terjadi di Jakarta bisa saja terjadi di daerah lain di seluruh Indonesia termasuk Papua karena itu aparat keamanan diminta untuk senantiasa waspada dan tidak lengah.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menambahkan, pihaknya telah meminta anggota polisi di jajaran Polda Papua meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan. Tidak tertutup kemungkinan insiden yang terjadi Jumat (14/1) dapat terjadi di daerah lain di Indonesia termasuk Papua.

"Peristiwa pengeboman yang dilakukan teroris bisa saja terjadi di Papua atau daerah lainnya di Indonesia mengingat para teroris menggunakan teori pengelembungan sehingga semua daerah harus waspada," kata Kapolda Waterpauw.

Dia mengatakan, khusus di Papua saat ini pihaknya memperketat pengamanan di wilayah operasional PT Freeport yang berlokasi di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, karena selain mempekerjakan banyak orang asing juga sahamnya dimiliki pengusaha asal Amerika Serikat.

"Kami saat ini memperketat pengamanan di wilayah itu guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi," ujar Kapolda.

Menurut dia, karena berbagai faktor itulah maka pengamanan di areal PT Freeport lebih diperketat.

Secara umum kondisi kamtibmas di Papua, kata Waterpauw, aman dan terkendali sehingga tidak ada pengaruh atas insiden pengeboman yang terjadi di Jakarta. “Aktivitas masyarakat di Papua, saat ini berlangsung normal, ujar Kapolda Paulus Waterpauw.
Ketika ditanya tentang upaya penangkapan 13 narapidana yang melarikan diri dari Lapas Abepura, Kapolda Papua itu dengan tegas mengatakan, Sabtu (16/1) merupakan batas akhir bagi para narapidana untuk menyerahkan diri.

Bila sampai Minggu (17/1) tidak juga menyerahkan diri, maka pihaknya akan mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk menangkap mereka.

"Apalagi narapidana yang melarikan diri merupakan pelaku tindak kekerasan yang selama ini meresahkan masyarakat serta pelaku penyerangan pos polisi dan TNI," ujar Irjen Pol Waterpauw.

Tiga belas narapidana penghuni Lapas Abepura, melarikan diri sejak Jumat (8/1) saat waktu kunjungan melalui pintu utama.

Masyarakat Diminta Peran Serta

Terkait dengan upaya teror melalui pengeboman oleh kelompok pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang terjadi pada Kamis (14/1) siang hari di gerai Starbucks dan pos polisi yang berada di kawasan Sarinah, Menteng Jakarta Pusat, Komandan Resor Militer (Danrem) 174 / ATW, Brigjen TNI Supartodi mengatakan pihaknya bersama Polri dan Pemerintah Daerah (Pemda) telah bekerja sama guna mengantisipasi hal tersebut.

“Kita sudah diketahui bersama bahwa otak pelaku teroris yang melakukan pemboman di Tamrin telah di lumpuhkan serta telah teridentifikasi. Sehingga pihak TNI dan Polri telah mengantisipasi hal tersebut dengan lebih memfokuskan pengamanan di semua wilayah,” ujar dia kepada wartawan pada Sabtu (16/1).

Ia juga menyatakan campur tangan dari Pemda Mimika dan semua elemen masyarakat sangat diperlukan guna menghalau ancaman ini, pasalnya di Mimika terdapat banyak warga negara asing (WNA) sehingga pihaknya menyatakan perlunya pengawasan ekstra, karena mayoritas target dari serangan adalah WNA yang ada di wilayah Indonesia.

"Untuk mengantisipasinya semua satuan yang berada di wilayah akan diback-up, terlebih khusus yang di Timika. Kita akan kerja sama dengan Pemda untuk antisipasi hal itu karena banyak warga negara asing yang tinggal di Timika. Karena kalau kita tahu bersama ISIS  ada dimana-mana, jadi harus kita waspada," ungkap Supartodi.

Danrem juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak panik saat mengetahui terjadi serangan teroris, pasalnya akan membuat warga lebih panik sehingga aktivitas sehari-hari tetap dilaksanakan seperti biasa.

“Apabila ada warga yang mengetahui keberadaan dari atau mengetahui disekitar tempat tinggal terdapat warga yang mencurigakan segera laporkan kepada pihak Kepolisian yang terdekat sehingga dengan secepatnya bisa ditangkap,” ujar dia.

Ia menambahkan, peran serta dari aparatur kampung sangat penting. Sebab mereka bertugas untuk mendata serta mengetahui warga yang masuk dan keluar dari wilayah RT hingga Distrik tersebut.

"Jadi peran aparat kampung sangat untuk mengetahui keberadaan warga yang baru berdomisili di tempat itu. Saya yakin keamanan di wilayah Timika dijamin stabil," terangnya. (salampapua)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah