-->

Mayat di Kamar Hotel D'Green Abepura Tewas karena Kecapean

ABEPURA (KOTA JAYAPURA) -  Sesosok pria yang belakangan diketahui bernama Ir. H. Imran Hasaruddin (44), seorang pria kelahiran Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan ditemukan tewas di dalam kamar nomor 406 Hotel D’Green Abepura, Kelurahan Yobe, Distrik Abepura.

Pria itu ditemukan tewas dengan posisi terlentang di atas kasur menggunakan baju kaos singlet warna putih dan celana panjang kain berwarna hitam. Tewasnya pria asal Makasar ini diduga karena kecapean, karena di sekujur tubuhnya tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik.

Kapolsek Abepura Kota Kompol Decky Hursepuny melalui Kanit Reskrim Polsek Abepura Kota Ipda Jerry Koagouw, SH, yang dikonfirmasi  Bintang Papua membenarkan penemuan sesosok mayat yang dikehui salah seorang tamu hotel.

“Jadi, ada salah seorang karyawan Hotel di wilayah Abepura melaporkan ke Mapolsek Abepura Kota bahwa di dalam kamar nomor 406 dari hotel itu ditemukan seorang pria paruh baya sudah dalam kondisi tewas, sehingga dengan adanya laporan tersebut kami dari Aparat Unit Reskrim Polsek Abepura Kota langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan benar ada sesosok pria sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi di dalam kamar hotel tersebut,” kata Kanit di lokasi TKP, Senin (22/07/2013) pagi sekira pukul 07.30 WIT.

Kata Jerry demikian sapaan akrabnya, korban yang tewas itu tercatat sebagai warga Jalan Manyar Sakti, Gang Adil Nomor 57, Panam, Pekanbaru, Provinsi Riau, dan juga bekerja di Perusahaan PT Bakrie sebagai staf lepas itu ditemukan di kamar 406 sekitar pukul 06.30 WIT.

“Korban datang ke Kota Jayapura ini dalam melakukan survey terhadap PT Rajawali, Arso, Kabupaten Keerom, yang bergerak di bidang Kelapa Sawit. Pemeriksaan awal tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.

“Namun untuk rencana awal kita akan membawa jenasah korban ke RS Bhayangkara Polda Papua untuk dilakukan otopsi, dan ketika kita melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga tidak menemukan adanya barang bukti (BB) cuma hanya bekas makanan (kue, roti) dan minuman (air mineral) baik dari pesawat maupun dari hotel tersebut. Dan, hingga kini kami juga masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi - saksi yang berada di TKP,” katanya.

Sementara itu, salah seorang saksi yang juga teman satu kamar korban bernama Jon Putra (29), mengatakan, awalnya ia bersama korban datang ke Kota Jayapura pada hari Minggu (21/07/2013) pagi dan langsung check in di hotel D’Green ini dan tanpa istirahat terlebih dahulu usai melakukan perjalanan menggunakan pesawat langsung melakukan perjalanan menuju ke PT Rajawali guna melakukan survey terhadap perusahaan yang bergerak di bidang Kelapa Sawit tersebut.

Usai melakukan survey, Lanjut Jon, ia bersama korban pulang ke hotel dan langsung menuju kamar hotel yang mereka tempati nginap itu. Dan, sesampainya di dalam kamar ia bersama korban sempat melaksanakan ibadah sholat Isya dan dilanjutkan dengan berbincang - bincang baik membahas masalah pekerjaan maupun politik.

“Jadi, usai kita pulang melakukan survei di perusahaan itu langsung menuju hotel dan sesampainya di kamar hotel kita sempat sholat bersama serta menyempatkan untuk ngobrol - ngobrol. Namun, ditengah perbincangan kita berdua korban sempat mendapatkan telepon dari istrinya sehingga korban bicara sama istrinya melalui handphone,” jelasnya.

Kata Jon, korban usai mengobrol dengan istrinya langsung istirahat, sedangkan ia masih menonton televisi.

“Korban usai telepon - teleponan dengan istrinya langsung tidur dan saya masih nonton Tv. Ya, korban tidur terlebih dahulu yaitu sekitar jam 10-an dan saya tidurnya agak lama dari korban yakni sekitar jam 11-an usai menonton Tv,” imbuhnya.

Ia mengatakan, tepat jam 3 pagi ia sempat membangunkan korban untuk makan sahur ketika alarm yang disetel korban itu berdering.

“Pas waktu saya membangunkan korban untuk makan sahur memang sudah tak bergerak lagi dengan posisi telentang seperti itu. Maka saya berinisiatif untuk berhenti sejenak atau nungguin hingga sekitar 20 menit guna membangunkan korban secara berulang - ulang kali, namun tetap saja korban tak kunjung bangun,” ucapnya.

“Usai sahur saya panik karena korban juga tak kunjung bangun sehingga saya langsung memberitahukan kepada resepsionis hotel sekitar pukul 04.00 WIT. Kemudian dari pihak resepsionis maupun sekuriti hotel langsung datang mengecek kondisi korban, dimana dari pihak receptionist maupun security hotel mengatakan bahwa terkait hal ini harus ke pihak kepolisian, sehingga pihak hotel langsung melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian,” pungkasnya sembari mengatakan baru semalam menginap di hotel tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Bintang Papua bahwa usai otopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap korban, dan sebelum korban dimakamkan di Taman Pekuburan Islam di Abepantai pada sore harinya sempat disholatkan terlebih dahulu di salah satu masjid di Tanah Hitam, Kelurahan Asano, Distrik Abepura.

Selain itu, juga pada Selasa (23/07/2013) pagi pihak keluarga besar korban akan tiba di Kota Jayapura setelah melakukan penerbangan dari Pekanbaru, Provinsi Riau, untuk melihat makam dari korban tersebut. [BintangPapua| BintangPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah