-->

Forum Komunikasi Peduli (FKP) PT Freeport Minta Manajemen Rumahkan Sudiro

TIMIKA (MIMIKA) – Sebagai bagian dari masyarakat yang selama ini menetap dan hidup di Kabupaten Mimika, Forum Komunikasi Peduli (FKP) PT Freeport mengharapkan agar manajemen PT Freeport Indonesia agar dapat mengambil sanksi yang tegas kepada Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SP KEP SPSI) PT Freeport Indonesia, Sudiro agar diberhentikan.

“Kami minta agar Sudiro dirumahkan saja,” pinta Wakil Ketua Forum Komunikasi Peduli PT Freeport, Yosias Magai yang ditemani Sekretaris Forum, Jakson Beanal dan Humas Forum, Musa Hanau saat mendatangi kantor Salam Papua pada Kamis (13/11).

Pihaknya menegaskan, para pekerja yang selama ini turut berpartisipasi dalam aksi demo yang dipimpin oleh Sudiro janganlah hanya memikirkan kepentingan pribadi semata, melainkan memikirkan nasib seluruh karyawan. Sebab tuntutan yang yang diajukan tidaklah objektif dan bertentangan dengan tujuan awal demo tersebut.

“Karyawan yang ikut demonya Sudiro harusnya sadar kalo mereka korbankan keluarga mereka sendiri, sebab yang tututan demo akhir-akhir ini hanya untuk tuntutan pemecatan manajemen yang menurut mereka tidak baik, padahal itu hanya pandangan sebagian saja. Menurut pak Silas Natkime, semua pembicaraan yang ada antara Pak Rozik, Pak Adkerson dan Sudiro di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta sudah ada kesepakatan untuk menyelesaikan hak-hak karyawan yang wajar seperti peningkatan keamanan, fasilitas dan lain-lain bukannya untuk tuntut rumahkan orang lain,” ungkapnya.

Menurut Yosias, demo-demo yang dilakukan Sudiro selama ini lebih banyak merugikan masyarakat terutama masyarakat tujuh suku, karyawan dan keluarga yang mendapat bantuan langsung dari PT Freeport Indonesai , sehingga pihaknya pun berani mengambil sikap seperti ini.

“Kami palang kantor mereka adalah karena aspirasi kami untuk membela PT Freeport Indonesia yang selama ini telah membantu kami. Selama ini kita telah dibantu dengan adanya dana dan pembangunan yang dibuat oleh PT Freeport, seperti Rumah Sakit Caritas yang melayani masyarakat tujuh suku dengan baik dan LPMAK melalui biro-biro adatnya yang memberikan pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan sosial untuk masyarakat di kampung-kampung. Semua ini membuat kami merasa bersyukur dan berterima kasih,” katanya.

Ditandaskan, yang dilakukan forum ini bukan saja untuk kepentingan sendiri, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat di Papua, khususnya di Timika. “Sebab jika tanpa Freeport tidak akan ada banyak orang yang tinggal di kota ini, yang ada hanya orang Kamoro, Amungme dan Moni saja,” ungkapnya.

Pihaknya mendandaskan permintaan mereka untuk memberikan sanksi kepada Sudiro guna memberikan efek jera kepada siapa saja yang berusaha menghambat jalannya perusahaan tambang tersebut.

“Jadi kami harapkan agar manajemen Freeport dapat tegas untuk memberikan keputusan kepada karyawan yang tidak mau bekerja untuk perusahaan sebab hanya merugikan jalannya roda industri. Sudiro harusnya dirumahkan karena telah melakukan tindak provokasi karyawan guna melakukan demo–demo di wilayah perusahaan,” tandasnya. [Salam Papua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah