-->

Tiga Kampung di Wilayah Tanggul Barat Areal Freeport Masih Palang Jalan

TIMIKA (MIMIKA) – Ketua Komisi II, Lembaga Masyarakat Adat Kamoro (Lemasko), Bagian Urusan Tanah Adat dan Hak Ulayat Adat Suku Kamoro, Polikarpus Owemena mengatakan, hingga saat ini warga tiga (3) kampung yang mempunyai hak ulayat ditanggul barat, masih terus melakukan pemalangan jalan Freeport . Tepatnya di kali Tawaewau hingga PT Freeport membuka kembali kali Tawaewau yang ditutup.

“Selaku ketua komisi II Lemasko Bagian Urusan Tanah Adat dan Hak Ulayat Adat Suku Kamoro, saya yang menyuruh masyarakat palang jalan Freeport. Hal ini karena, PTFreeport menutup kali Tawaewau yang merupakan tempat cari makannya masyarakat setempat. Selain itu juga, penutupan kali ini jelas-jelas akan menutup juga alur pembangunan pemerintah daerah. Kali ini juga yang selalu digunakan untuk ke Jita, Jila dan wilayah lainnya,” ujarnya kepada Salam Papua saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (20/11).

Polikaspus menjelaskan, pemalangan ini dilakukan karena kali yang ditutup pihak Freeport ini merupakan tempat mata pencarian dari masyarakat tiga kampung yang ada ditanggul barat. Diantaranya masyarakat Nayaro, Koperapoka dan Nawaripi. Selain itu, kali Tawaewau juga merupakan jalur laut menuju kampung Jita, Jila dan Kampung lainnya. Jalur itu selalu digunakan masyarakat dan pemerintah daerah kekampung-kampung tersebut dalam menjalankan pembangunan disana. Alasan inilah yang mendorong dirinya meminta masyarakat untuk memalang jalan Freeport,  tepatnya di kali Tawaewau itu. Kalau semua kali ditutup maka laut akan siap mengamuk. Siapa yang mau tanggung jawab?

“Saya menyuruh masyarakat tutup, karena kami bersama-sama sudah buat komitmen. Freeport kalau mau buat aset perusahaan sudah ada memorandum of Understanding (MoU)-nya, yang pada saat itu ada saya juga didalamnya. Saya tahu data dokumen itu, jadi saya menyuruh masyarakat untuk memalang jalan tersebut. Jalan akan dibuka kembali apabila sudah ada tanggapan dari Freeport,” tambahnya.

Pemalangan ini sendiri sudah berjalan kurang lebih dua minggu, lanjutnya, dan hal ini akan terus berlangsung hingga pimpinan besar Freeport datang, barulah pemalangan dibuka kembali. Ditanya, apakah sudah ada tanggapan dari Freeport, Polikarpus mengatakan, saat ini dari Freeport masih mengadakan sidang. Pihaknya masih menunggu hasil sidang itu.Hingga ada jawaban dari Freeport barulah pemalangan dibuka dan konstribusinya akan dilakukan langsung ditempat pemalangan, dan bukannya dikantor.

Pihaknya juga mengharapkan dukungan dari pemerintah, sebab jalan yang ditutup ini juga merupakan salah satu alur menuju beberapa kampung. Itu juga merupakan alur pemerintah dalam menjalankan pembangunan dikampung-kampung seperti Jita, Jila dan lainnya. [SalamPapua]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah