-->

8 Korban Helly Super Puma yang Mendarat Darurat, Dievakuasi ke Jayapura

KOTA JAYAPURA - Crew Helly Super Puma TNI AU dan Personel Satgas Pamtas 133/YS yang melakukan pendaratan darurat disekitar Botom dan Kiwirok, Jumat (28/11) pukul 15.00 setelah tiga hari  baru berhasil di evakuasi, namun belum seluruh korban dievakuasi.

Pada pelaksaan evakuasi Senin (01/12) baru 8 orang yang berhasil dievakuasi ke Jayapura, sejitar pukul 16.30 WIT sebuah Helly mendarat di Makodam XVII/Cenderawasih dengan membawa 3 orang korban masing-masing ; Pelda Hadi ( crew) mengalamai sesak di dada, Lettu Rivo (pilot) mengalami patah tulang belakang dan Serda Ulil Amri  mengalami patah kaki.

Sedangkan 5  korban lainnya dievakuasi  menggunakan pesawat Cassa dan mendarat di Bandara Sentani, kemudian dibawa ke  RS Marthen Indey masing-masing; Serda Arman ( lecet pipi kana), Praka Joko (lecet dan sesak nafas),  Praka Gunawan (kaki lecet),  Prada Doni mengalami trauma.

“ Hingga saat ini sudah di evakuasi sebanyak 8 orang sedangkan sisanya sebanyak 6 orang belum dapat terangkut dikarenakan cuaca yang tidak mendukung,” kata Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Deliaman Tony Damanik saat ditemui di RS martehn Indey, Senin (01/12) sore.

Pemantauan perkembangan evakuasi dilakukan di Poskotis Batom dipantau oleh Danlanud ATS Malang Marsma TNI Dedy Permadi, S.E., MMDS., Sedangkan di Posko SAR Base Ops Sentani dipantau oleh Pangkoops AU Marsda TNI Abdul Muis.

Adapun team evakuasi melibatkan team SAR Jayapura, Paskhas TNI AU, Personel Yonif 751/R, Helly Super Puma TNI AU, Helly Bell TNI AD, dan Pesawat Cassa TNI AU serta 1 unit Helly dari PT. Freeport.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan selaku Pangkoops memonitor secara langsung jalannya proses evakuasi.

“ Team evakuasi supaya mengoptimalkan pencarian dengan segala daya upaya dan sumber daya yang dimiliki agar Crew Helly Super Puma TNI AU dan Personel Satgas Pamtas 133/YS dapat secepatnya di evakuasi dari lokasi kejadian selanjutnya dibawa ke Jayapura,” kata Pangdam kepada Team Evakuasi saat berada di Posko SAR Sentani.

Helly Super Puma TNI AU yang membawa 10 personel Satgas Pamtas 133/YS dan crew Helly diperkirakan melakukan pendaratan darurat  disekitar Botom dan Kiwirok. Pendaratan ini dilakukan oleh pilot dikarenakan cuaca yang berubah menjadi ekstreem.  Namun, ini dapat segera diketahui dikarenakan pilot membawa telepon satelit dan langsung menghubungi Base Ops TNI AU di Sentani.

“ Dalam laporannya pilot mengabarkan bahwa crew Helly dan personel Satgas Pamtas 133/YS dinyatakan selamat. Evakuasi baru dapat dilakukan pada hari Senin 1 Desember 2014 saat cuaca dalam kondisi baik,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Phb Rikas Hidayatullah. Senin (01/12) .

Menurut  Rikas, Rencananya evakuasi lanjutan akan kembali dilaksanakan pada esok hari disebabkan masih terdapat 6 personel yang belum terangkut dilokasi kejadian. Team evakuasi berharap cuaca esok hari baik dan mendukung sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan lancar. Ke 6 orang yang masih berada dilokasi kondisi kesehatannya membaik, meraka akan dievakuasi ke Jayapura besok, Selasa (02/12) .

Proses Evakuasi
Pelaksanaan proses evakuasi terhadap 8 korban Hally Puma yang mendarat darurat sempat menghadapi hambatan, sehingga sempat tertunda selama 3 hari.

Kepala Penerangan Lanud Jayapura, Mayor Yuni  menjelaskan, sejak Selasa (01/12) pagi regu penolong dengan menggunakan  cassa telah menemukan lokasi pendaratan Helly.  4 orang anggota regu penolong telah diterjunkan dengan membawa obat obatan, bahan makanan, alat pengangkut dan senso.

“ Senso akan digunakan untuk menebang kayu kayu sehingga proses evakuasi dapat berjalan lancar," ujar Yuni.

Sementara itu ada regu penolong yang juga berjalan kaki dari kampung Pending. Perjalanan dari kampung pending ke lokasi kejadian sekitar 3 jam. Di kampung pending diketahui ada lapangan terbang kecil yang bisa didarati helly, sehingga evakuasi dilakukan ke tempat tersebut.

“ Bantuan armada juga datang dari Biak berupa satu pesawat Helly Puma.  Helly Puma ini langsung menuju Batom dengan mengangkut BBM dan bahan makanan,” kata Yuni. [PapuaPos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah