-->

Muhammad Rifai Darus, Putra Papua Pertama Jabat Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

KOTA JAYAPURA - Kongres XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang dihelat di Kota Jayapura, Provinsi Papua, sejak 24 Februari hingga 1 Maret 2015, telah usai.

Agenda utama kongres yakni pemilihan Ketua Umum (Ketum) DPP KNPI periode 2015-2018 yang digelar Sabtu (28/2) malam akhirnya rampung pada Minggu (1/3) pagi sekitar pukul 05.00 WIT.

Sebanyak delapan kandidat calon Ketum DPP KNPI bertarung dalam kongres yang untuk pertama kalinya digelar di provinsi paling timur Indonesia.

Delapan kandidat itu yakni Ahmad Sahroni (pengusaha dan politisi Partai Nasdem), Muhammad Rifai Darus (pengusaha dan politisi Partai demokrat), M Guntur, Maruli Silaban (pimpinan Organisasi Kemsasyarakat Pemuda/OKP), Arif Mustofa (mantan Ketua PB HMI), Arnold Udam (pengurus DPP KNPI periode lalu), Bintang Prabowo (Sekjen DPP KNPI periode 2011-2014), dan Abidam C Yadash (pengurus DPP KNPI).

Proses pemilihan semula direncanakan Jumat (27/2) siang, namun molor hingga Sabtu (28/2) malam, karena persoalan teknis dan erat kaitannya dengan lobi-lobi kandidat yang berujung jalannya sidang-sidang komisi dalam pelaksanaan Kongres KNPI itu ikut molor.

Selain itu, mencuat wacana pemilihan calon Ketum DPP KNPI itu akan dibuat "deadlock" agar dialihkan lokasi pelaksanannya dari Jayapura, Papua, ke Jakarta.

Namun, akhirnya tetap bisa dirampungkan di Bumi Cenderawasih, karena panitia pelaksana telah bertekad agar kongres tersebut dirampungkan, apa pun kendalanya.

Hasilnya, Muhammad Rifai Darus yang akrab disapa MRD yang juga merupakan putra daerah Papua terpilih menjadi Ketum DPP KNPI pada Kongres XIV itu.

MRD mengungguli saingan utamanya Ahmad Sahroni dalam tahapan pemilihan Ketua Umum DPP KNPI sekaligus ketua tim formatur, yang berlangsung sejak Sabtu (28/2) malam yang baru berakhir Minggu sekitar pukul 05.00 WIT.

Pemilihan berlangsung dalam dua putaran, setelah pada putaran pertama MRD dan Sahroni meraih suara terbanyak pertama dan kedua, namun belum mencapai 50 persen tambah 1 untuk bisa langsung meraih kemenangan.

Pada pemilihan putaran pertama yang diikuti oleh delapan kandidat, MRD meraih 88 suara dari total 184 peserta kongres yang memiliki hak suara, dan Sahroni meraih 80 suara.

Sedangkan perolehan suara terbanyak ketiga diraih Arif Mustofa yakni sebanyak sembilan suara, disusul Bintang Prabowo dengan empat suara, dan M Guntur dengan dua suara, serta Maruli Silaban satu suara.

Arnold Udam dan Abidam C Yadash sama sekali tidak meraih suara. Namun, bedanya Arnold hadir di depan peserta kongres, sementara Abidam tidak terlihat.

Satu suara dinyatakan abstain atau tidak ada pilihan untuk delapan kandidat calon Ketum DPP KNPI itu.

Dalam proses penghitungan suara, Sahroni dan Rifai sama-sama melejit dengan perolehan suara yang hampir berimbang, dan kandidat lainnya baru meraih suara pada pembacaan kertas suara ke-53, namun enam kandidat lainnya selain Rifai dan Sahroni meraih suara sangat minim hingga proses penghitungan berakhir.

Suasana sempat menegang usai proses pemilihan tahap pertama, ketika sejumlah peserta kongres bersuara lantang dan beberapa diantaranya menyalahkan presidium sidang yang berjumlah sembilan orang, tanpa alasan yang jelas.

Namun, ketegangan mereda, setelah Arif Mustofa, kandidat yang meraih suara terbanyak ketiga dan Bintang Prabowo yang meraih suara terbanyak keempat mengambil pengeras suara dan menyatakan mendukung kandidat MRD, dengan dalih MRD merupakan calon pemimpin bangsa yang sarat pengalaman organisasi.

Berbeda dengan Sahroni yang merupakan politisi Partai Nasdem dan kini masih menjadi anggota DPR, namun bukan merupakan kandidat yang sarat pengalaman di organisasi KNPI.

"Saya menyatakan mendukung MRD karena pertimbangannya, kita ada di kongres ini untuk memilih pemimpin dan calon pemimpin bangsa yang berkualitas. Tentunya, yang telah berproses (pengalaman organisasi)," ujar Arif.

Bintang Prabowo yang cuma didukung empat suara juga tidak tinggal diam. Ia pun mengambil pengeras suara lalu menyatakan mendukung MRD dengan alasan yang sama, yakni pengalaman dalam organisasi teristimewa di jajaran KNPI.

Baik Arif maupun Bintang menekankan pentingnya pimpinan KNPI yang telah banyak berproses di organisasi.

Selanjutnya sidang yang dipimpin Safa`at Perdana selaku ketua presidium dilanjutkan, dengan tahapan penyampaian visi dan misi oleh dua kandidat yang meraih suara terbanyak pertama dan kedua.

Setelah itu dilakukan pemilihan putaran kedua, dan hasilnya dari total 184 suara, Rifai Darus unggul dengan selisih perolehan suara cukup jauh yakni 121 suara untuk Rifai dan 63 suara untuk Ahmad Sahroni.

Dengan demikian MRD melenggang ke kursi pimpinan tertinggi di KNPI sekaligus sebagai Ketua Tim Formatur hasil Kongres XIV KNPI yang akan menyusun para pengurus DPP KNPI.

Sesuai rekomendasi peserta kongres, Kongres XV KNPI akan digelar di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), namun sesuai mekanisme di KNPI pimpinan DPP yang nantinya mematangkan rencana tersebut.

Visi dan MisiSebelum digelar pemilihan putaran kedua, pimpinan presidium sidang meminta kedua kandidat yakni MRD dan Agus Sahroni tampil di podium untuk menyampaikan visi dan misinya.

Sahroni lebih dulu tampil, namun ia tidak banyak menyampaikan visi dan misinya, karena ia lebih memilih mengklarifikasi pernyataan dua kandidat yakni Arif Mustofa dan Bintang Prabowo yang mengalihkan dukungan ke MRD dengan dalih hanya mau mendukung kandidat yang sarat pengalaman organisasi di KNPI.

"Saya memang tidak berproses di organisasi, tapi saya berproses dalam hidup. Saya bisa ada di sini (arena kongres) karena telah berproses. Saya pernah menjadi tukang semir sepatu, jadi pembantu, hingga bisa seperti ini (pengusaha kaya dan politisi Senayan), karena proses dalam hidup," ujarnya.

Menurut Sahroni, meskipun tidak berproses dalam organisasi KNPI, itu bukan berarti ia tidak mampu memimpin organisasi (KNPI) menuju arah yang lebih baik.

"Saya tidak membenci siapa-siapa, kalah menang itu biasa. Tapi ini momentumnya untuk memajukan pemuda Indonesia ke arah yang lebih maju," ujarnya di hadapan ribuan orang yang memadati GOR Cenderawasih, tempat berlangsungnya Kongres XIV KNPI.

Di awal pelaksanaan kongres, Sahroni kepada wartawan mengklaim telah mengantongi 90 suara atau suara mayoritas untuk memenangkan Kongres KNPI itu, namun dalam pemilihan putaran pertama ia hanya meraih 80 suara atau 10 suara dari 90 suara yang diklaim, beralih ke kandidat lain.

Selanjutnya, MRD yang tampil di podium, dan ia mengawali pidato singkatnya dengan menyebut dirinya sebagai putra daerah Papua, yang lahir di Tanah Papua 23 Juni 1973 atau 42 tahun silam.

MRD kemudian menyampaikan visi dan misinya yang pada intinya menekankan pada kepentingan dan keseimbangan, sebagai harmoni menuju perubahan untuk mendapatkan kepercayaan (trust for harmony).

"Ini bagian dari proses saya yang cukup lama di organisasi KNPI dan saya akan mengemban misi ini," ujarnya yang disambut tepuk tangan para hadirin di arena Kongres KNPI itu.

MRD mengaku telah lama berproses di KNPI antara lain pernah menjabat Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI Papua, kemudian Wakil Ketua DPP KNPI pada 2008-2011.

Ia juga pernah menjabat Ketua Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Irian Jaya, dan Wakil Ketua PB PMII.

"Proses yang panjang dan untuk diketahui itu bukan sesaat. Oleh karena itu saya akan mengetuk hati semua pengurus KNPI dan OKP semua, mari kita buktikan kepada pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, bagaimana memajukan pemuda di Tanah Air," ujarnya.

MRD juga menyinggung pentingnya upaya mengembalikan kejayaan "jong" di yang pernah jaya di masa lalu, antara lain Jong Celebes, Jong Java, dan Jong Papua.

"Marilah kita majukan bangsa ini secara bersama-sama. Insya Allah akan lebih baik, terutama kemajuan di kalangan pemuda," ujar MRD. [Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah