-->

4000 Warga Korban Erupsi Gunung Berapi di Pulau Manam Butuh Bantuan

PORT MORESBY - Badan Bencana Nasional Papua Nugini (NDO) mengirimkan tim khusus ke wilayah-wilayah di Pulau Manam yang terkena dampak letusan gunung berapi Manam di Provinsi Madang pada Selasa (4/8).

Hal ini dilakukan pemerintah Papua Nugini karena mereka mengakui belum mendapatkan kondisi terbaru dari warga yang berada pada areal dampak bencana alam ini dari otoritas lokal, baik pada tingkat Distrik Bogia maupun Provinsi Madang.

"Ada sangat sedikit informasi yang kami dapat dari pemerintah provinsi atau dari Kantor Distrik Bogia," ujar Direktur NDO, Martin Mose di Port Moresby, Rabu (5/8)

Ia mengatakan bahwa badan bencana nasional telah mempersiapkan pasokan bantuan baik logistik maupun peralatan darurat yang dapat digunakan oleh ratusan warga di Pulau Manam yang diperkirakan mengungsi akibat bencana ini.

Total bantuan yang dipersiapkan saat mencapai 18 ribu dolar AS, dan ia mengatakan bantuan itu terus bertambah dari donasi luar negeri.

Martin mengatakan laporan terakhir dari Pemerintah Provinsi Madang adalah, kebun tanaman milik warga telah ditutupi debu vulkanik sehingga makanan dan air sangat dibutuhkan dengan nilai mencapai 72 ribu dollar AS lebih.

Namun total kebutuhan yang diperlukan, tidak diberitahukan sehingga pihaknya akan menuju ke lokasi bencana agar dapat melihat lebih rinci kebutuhan apa yang saat ini diharapkan oleh para pengungsi..

"Banyak hal yang masih belum diketahui sebab mereka tidak tahu persis. Itu sebabnya tim saya harus dikerahkan untuk cepat pergi dan jalur cepat untuk memeriksa dan memverifikasi pada mereka dan memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan," tukasnya.

Sebelumnya Badan Bencana Provinsi Madang, mengatakan tidak memiliki uang untuk membeli bantuan kepada 4000 lebih warga yang terkena letusan gunung berapi di pulau Manam.

Melalui Direktur Badan Bencana Provinsi Madang, Rudolf Mongalee, diungkapkan bahwa pemerintah meminta sekitar 72 ribu dollar AS untuk pasokan bantuan selama satu bulan.

Sembari menyatakan logistik yang mereka butuhkan saat ini adalah beras, tepung dan minyak goreng. Sedang untuk peralatan darurat adalah penampungan air dan terpal bagi mereka yang telah kehilangan rumah mereka.

"Bantuan makanan ini dibutuhkan karena dalam beberapa waktu kedepan, para pengungsi belum dapat kembali ke pulau manam  yang saat ini telah tertutup abu vulkanik," ujarnya pada Selasa (4/8)

Selain logistik dan peralatan, mereka juga membutuhkan obat-obatan dan saran kesehatan sebab dikhawatirkan wabah batuk dan diare akan meningkat sebab semua sumber air telah terkontaminasi oleh abu vulkanik.

Rudolf menyatakan pihaknya tidak memiliki dana, sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan, selain itu pemerintah Madang juga tidak memberikan sokongan untuk membantu para pengungsi.

Hingga saat ini NDO menyatakan belum ada korban jiwa selama letusan gunung berapi ini terjadi mulai pada Jumat (31/7) lalu.  Namun hanya satu anak yang terluka oleh jatuhan batu panas (lapili), tetapi selamat dan sempat dirawat di rumah sakit.

Laporan terakhir yang didapat adalah abu setebal 2 cm abu menutupi sebagian besar wilayah timur Pulau Manam. Mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian, rumah dan ternak yang tertinggal.

Selanjutnya warga juga masih menetap pulau tersebut. Tidak seperti yang terjadi pada tahun 2004 lalu, ketika sebuah letusan yang lebih besar terjadi, menewaskan beberapa orang dan memaksa lebih dari 9000 orang untuk dievakuasi dari pulau itu.[PostCourier/Papuanesia]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah