-->

Papua dan Papua Barat Jadi Propinsi Teratas Pencari Kata Kunci Dewasa di Google

KOTA JAYAPURA - Situs website porno tampaknya menjadi salah satu hal yang paling banyak di kunjungi banyak orang. Meski sudah sekitar 766,633 website yang diblokir dan disuspend oleh penyedia layanan server atas permintaan pemerintah, ternyata masih banyak website Indonesia berbau dewasa yang dapat dikunjungi.

Satu hal yang jadi perhatian, adalah peningkatan pencarian kata kunci ini nyatanya muncul dari Tanah Papua. Menurut laporan Google Trends per Minggu (19/3) melalui url https://trends.google.co.id/trends/explore?geo=ID&q=porno , selama lima tahun hingga pertengahan Maret ini. Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat menjadi dua wilayah tertinggi satu dan dua dalam mencari kata kunci "P*rn*".

Setelah Papua dan Papua Barat, tercatat secara berurutan Maluku, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara dan Gorontalo pada peringkat ke sepuluh. Secara signifikan mayoritas wilayah Timur Indonesia, mendominasi pencarian kata kunci tersebut.

Selanjutnya laporan juga menyebutkan mayoritas pencari kata kunci "P*rno" dengan variasi "cerita porno bergambar" "bo*ep po*no" asal Papua dan Papua Barat ini berada di Manokwari dan Jayapura. Mereka rata-rata membuka situs po*no yang hasil pencarian selama 10 menit.

Sementara itu bagi negara Papua Nugini, sebagai tetangga dari Papua dan Papua Barat, Google mencatat posisi teratas sedunia . Menyusul PNG antara lain negara-negara Afrika, seperti Zimbabwe, Kenya, Botswana, Zambia, Ethiopia, Malawi, Uganda dan Nigeria.

Media sosial juga telah memainkan peran besar dalam pendistribusian konten-konten pornografi bagi anak-anak usia sekolah dan orang dewasa yang sedang membagikan konten-konten porno dan tidak senonoh.

Menurut Kepala Sensor, Steven Mala, anak-anak yang memiliki perangkat telefon pintar dapat mengakses laman-laman p*rno ini secara bebas dan gratis di internet. “Laman-laman ini mengganggu pola pikir generasi muda kita,” ujarnya.

Ia mengatakan, Badan Sensor hingga kini masih berusaha mengontrol laju pergerakan konten-konten porno melalui internet.

Seorang ibu dari orang anak, Jennifer Lau menyatakan kemarahannya terhadap pemerintah yang lalai mengimplementasikan hukum siber. “Kita harus segera hentikan ini. Papua Nugini adalah negara Kristiani dan hal-hal seperti p*rnografi ini merusak generasi muda kita,” katanya.

Jennifer menegaskan bahwa Papua Nugini telah memiliki hukum dan perundang-undangan yang mengatur kejahatan siber. “Yang kita perlukan adalah implementasi hukum sebelum semuanya di luar kendali. P*rnografi bebas di internet dan banyak orang yang menghasilkan uang dari p*rnografi di negara ini,” ujarnya.

Josh (bukan nama asli) mewakili sosok anak muda Papua Nugini. Ia menggemari olahraga dan senang berkumpul bersama teman-temannya. Siapa sangka, Josh juga adalah penjual keping cakram (DVD) bermuatan konten p*rno.

“Saya mulai menonton film p*rno sejak usia sekolah dasar ketika seorang teman membawa gambar-gambar p*rno milik kakaknya ke sekolah. Hal itu membuat mata saya terbuka terhadap po*rn*grafi,” ujarnya.

Bagi Josh, menjual keping cakram p*rno adalah cara mencari uang yang mudah untuk membiayai kebutuhannya membeli bir, rokok dan pinang. (papuanesia/tabloidjubi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah