-->

Muhammadiyah Kota Jayapura akui Bahagia Hidup di Tanah Papua

KOTA JAYAPURA - Kerukunan dan kedamaian yang tercipta selama ini di atas tanah Papua telah menjadikan seluruh umat beragama yang berdiam di provinsi paling timur Indonesia ini merasakan kehidupan yang penuh kerukunan, kebahagiaan dan harmonis.

Penegasan tersebut disampaikan Ketua Muhamaddiyah kota Jayapura dalam menghadiri Rapat Koordinasi (rakor) guna membahas situasi keamanan, ketertiban masyarakat dan toleransi kehidupan antara umat beragama di kota Jayapura antara Pemerintah kota bersama TNI-POLRI, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) dan Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Port Numbay kota Jayapura.

“Kondisi orang Papua tidak seperti yang di katakan orang luar Papua. Bahkan orang Papua sangat ramah dan baik bagi orang-orang yang ada di sekitarnya sehingga kami semua bahagia hidup di atas tanah ini,” tegasnya.

Terkait tudingan pemberitaan miring masalah Tolikara yang dialamatkan kepada Muhammadiyah, dirinya selaku tokoh organisasi tersebut menegaskan tidak ada orang Muhammadiyah yang mengupload berita tersebut di media-media online, sebagai isu yang santer beredar belakangan ini.

Dirinya juga telah menjelaskan permasalahan Tolikara, dan meminta semua pihak turut mendukung agar tercipta suasana yang kondusif.

“Jangan dibesar-besarkan karena masalah Tolikara tidak ada kaitannya dengan SARA,” jelasnya.
Pendapat senada juga disampaikan Ketua MUI Kota Jayapura, KH. Zulham Ma’mun.

“Saya telah menyampaikan kepada seluruh umat Muslim kota Jayapura bahwa peristiwa Tolikara jangan dibesar-besarkan sehingga tidak membuat anggapan orang luar bahwa orang Papua nakal padahal tidak seperti itu,” tegasnya.

Sehingga, diharapkan juga agar insiden seperti yang terjadi Tolikara tidak boleh terjadi di tempat lain lagi atas tanah Papua.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Jayapura yang juga ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Kota Jayapura, Pdt. Willem Itaar mengakui situasi keamanan di Papua pada umumnya aman terkendali pasca insiden yang terjadi di kabupaten Tolikara, wilayah Pegunungan Tengah.

“Walaupun ada keadaan-keadaan tertentu yang membuat situasi gaduh, namun tidak semua orang Papua seperti itu,” tandasnya.

Kota Jayapura, lanjut Itaar, ibarat sebuah taman yang ditumbuhi bunga yang beragam keharuman dan warna atau dengan kata lain bunga yang indah warnanya tumbuh dan berkembang menghasilkan harum semerbak.

“Perumpamaan ini mengandung makna satu kota yang dipenuhi taman bunga yang indah sebagaimana pimpinan-pimpinan agama, lembaga adat bersama Pemerintah dan TNI-POLRI yang diibaratkan seperti itu,” lanjutnya.

Diakuinya, selaku ketua Klasis GKI di Tanah Papua khusus kota Jayapura dirinya merasakan bahwa hingga detik ini, kehidupan umat beragama dan masyarakat di ibukota Provinsi Papua ini sangat baik dan saling menghormati satu dengan yang lainnya.

Sementara itu, Ketua Komisi Kerukunan NU Provinsi Papua yang juga Sekretaris FKUB kota Jayapura juga menambahkan bahwa Rakor bukan berbicara kejadian Tolikara namun inti pertemuan lebih mengarah pada proteksi dini terhadap umat di kota Jayapura agar tidak terpicu oleh persoalan yang dipicu masalah agama.

“Saya juga mengamati dan mengapresiasi kinerja Walikota Jayapura bersama jajarannya yang telah berhasil mengondisikan kota Jayapura sebagai kota yang rukun, damai dan harmonis,” tambahnya.

Perlu diketahui, hingga berita ini dimuat, kondisi keamanan berjalan dengan baik sementara masyarakat pun melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Meski demikian, insiden yang terjadi di Tolikara tersebut membuat sejumlah kalangan angkat bicara terkait kondisi di Papua. Seperti yang di lakukan juga di kota Jayapura, yakni dilakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh tokoh-tokoh agama, dipimpin langsung Walikota Jayapura. [Dharapos]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah