-->

Aparat Selidiki Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jembatan Habema-Mugi di Nduga

Tim Gabungan TNI Polri Selidiki Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jembatan Habema - Mugi di Nduga
JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyatakan bersama Kodam 17 Cenderawasih masih menyelidiki informasi tentang pembunuhan terhadap 31 pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya (Persero) yang sedang membangun jembatan di dua sungai yakni, Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H membenarkan kejadian tersebut bahwa saat ini personil gabungan TNI/Polri bersenjata lengkap sebanyak 2 grup telah diterjunkan untuk mengecek informasi tersebut dan melakukan evakuasi terhadap para korban, menindak tegas para pelak dan membebaskan 15 pekerja yang disandera.

“Memang benar terjadi dan sampai saat ini anggota kami masih melakukan penyelidikan untuk mengevakuasi serta mengejar para pelaku,” terang dia pada Senin (3/12).

Dikatakan bahwa informasi dari masyarakat terkait pembantaian para pekerja proyek itu terjadi pada hari Minggu (2/12) di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Selanjutnya menurut Kamal dikatakan bahwa, Cahyo, Project Manager dari PT. Istika Karya menyatakan dirinya mendapat telepon dari nomor John, Koordinator Lapangan pada pengerjaan proyek pembangunan 4 jembatan pada 4 sungai sepanjang jalan proyek dari Habema ke Mugi diantaranya Kali Aurak, Kali Umtlat, Kali Yigi dan Kali Nigidirik di Distrik Yigi.

"Pak Cahyo mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Bapak Jhoni selaku Koordinator lapangan PT. Istika Karya pengerjaan proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi akan tetapi Bapak Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut dan merasa curiga," ujar dia.

Dikatakan ada 1 mobil bak terbuka dengan merk Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Namun sampai saat ini mobil dan orang-orangnya belum kembali ke Wamena. Mereka kemudian mendapat informasi bahwa para pekerja telah meninggal dunia akibat ulah dari OTK.

"Mendapati informasi tersebut, personil gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya AKP. R.L. Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah 1 mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan Lelemuku.com, sebanyak 31 orang pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya tewas ditembak mati oleh kelompok gerakan separatis bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Kabar tentang pembantaian berdarah ini awalnya terungkap pada Senin (3/12) sekitar pukul 15.30 WIT melalui Radio SSB dari Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh Gereja di Distrik Yigi.

Dikatakan Kogoya, pada hari Sabtu (1/12) kelompok tersebut merayakan Upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yigi. Salah satu pekerja yang dipekerjakan oleh PT. Istaka Karya, perusahaan BUMN yang berkantor di Jakarta dan memiliki cabang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya tersebut melihat peristiwa itu dan mengambil Foto Upacara HUT OPM.

Hal ini menimbulkan kemarahan sehingga kelompok tersebut datang ke lokasi para pekerja dan membantai para korban tersebut. Selanjutnya dilaporkan bahwa para jenazah para korban masih di lokasi pembunuhan dan dan dijaga oleh kelompok bersenjata.

Pendeta Kogoya menyatakan sekitar 10 orang pekerja yang berhasil melarikan diri, 2 pekerja lainnya melarikan diri dan diselamatkan oleh warga di Distrik Mbua, sedangkan 8 orang lainnya melarikan diri ke Distrik Yal dan diselamatkan oleh Wakil Ketua I DPRD Nduga, Alimi Gwijangge selanjutnya diungsikan ke Distrik Koroptak guna diamankan dilokasi tersebut sambil menunggu bantuan.

Selanjutnya menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, awalnya sekitar 23 orang yang ditembak dengan peluru. Selanjutnya KKB kembali menembak mati 8 pekerja. Setelah menembak mati 31 pekerja, KKB kembali menyandera 15 pekerja lainnya. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah