-->

Orang Muda di Mimika Rentan Tertular HIV-AIDS

TIMIKA (MIMIKA) - Pegiat masalah HIV-AIDS di Mimika, Pastor Bert Hogenboorn OFM menilai bahwa kalangan orang muda di wilayah itu sangat rentan tertular kasus HIV-AIDS.

Pastor Bert mengatakan dari 4.072 kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) di Timika sejak 1996 hingga September 2014, sekitar dua persen diantaranya menimpa orang muda.

Jumlah orang muda Mimika yang tertular HIV-AIDS, katanya, masih akan terus bertambah mengingat jika tidak mampu mengendalikan diri dari pola hidup tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual dan lainnya.

"Untuk orang muda tetap berbahaya karena jumlah infeksi menular HIV-AIDS masih terus bertambah di kalangan masyarakat. Apalagi pemeriksaan HIV-AIDS harus atas persetujuan atau atas permintaan yang bersangkutan alias sukarela, tidak boleh dipaksakan," ujar Pastor Bert di Timika, Minggu (14/12/2014).

"Kalau jumlah angka komulatif yang tercatat sudah sebesar itu, apalagi jumlah riil kasus di masyarakat mengingat angka yang terdaftar hanya sebagian dari jumlah yang sebenarnya," tambah Ketua Yayasan Peduli AIDS Timika (YPAT) itu.

Menurut dia, YPAT selama ini berkecimpung dalam upaya menyadarkan generasi muda tentang bahaya HIV-AIDS dan bagaimana upaya untuk mengatasinya.

Melalui wadah Pemuda Indonesia Lawan AIDS (PILA) yang dibentuk YPAT, para pemuda dari berbagai usia mendatangi sekolah-sekolah untuk mengajak dan menyadarkan rekan-rekan sebaya mereka soal epidemi HIV-AIDS di Mimika.

Rohaniawan asal Belanda yang sudah berpuluh-puluh tahun bertugas di Papua itu berharap Pemkab Mimika mencontohi Kabupaten Merauke dalam upaya menanggulangi masalah HIV-AIDS.

Pasalnya, beberapa tahun silam Merauke merupakan daerah dengan jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi di Papua. Namun karena adanya upaya yang sungguh-sungguh dengan dukungan dari semua pihak di wilayah itu, angka penularan HIV-AIDS di Merauke menurun drastis.

Saat ini jumlah kasus HIV-AIDS terbanyak di Papua ditemukan di Kabupaten Jayawijaya dan Mimika.

Pertumbuhan kasus HIV-AIDS di Mimika sangat cepat dalam kurun waktu 18 tahun terakhir sejak kasus tersebut ditemukan pertama kali pada 1996 pada seorang Wanita Pekerja Seks di Lokalisasi Kilometer 10, Kampung Kadun Jaya, Distrik Mimika Timur.

Sekretaris KPA Mimika, Reynold Ubra beberapa waktu lalu mengatakan upaya penanggulangan masalah HIV-AIDS di Mimika semakin menunjukkan arah yang lebih baik. Salah satu tolor ukurnya yaitu standar pelayanan minimal HIV pada penduduk yang saat ini sekitar 2 persen, padahal pada 2010 mencapai 20 persen.

Kemudian besaran prevelensi pada populasi kunci WPS turun dari 20 persen pada 2010 dan saat ini tinggal 3 persen dan prevelensi kasus HIV pada ibu hamil turun dari 3 persen pada 2010 menjadi 1 persen pada Oktober 2014.

Menurut Reynold, terbitnya Perda Nomor 11 tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Mimika juga memberi efek yang sangat besar terhadap menurunnya jumlah temuan kasus baru HIV terutama pada kelompok populasi kunci.

Dari hasil survei yang dilakukan dalam enam bulan terakhir, tidak ditemukan kasus civilis, GO dan kasus-kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya pada kelompok tersebut. Demikianpun dengan kampanye pemakaian kondom meningkat secara signifikan pada kelompok berisiko di lokalisasi yaitu dari sekitar 55 persen pada 2010 menjadi 95 persen pada Oktober 2014.

KPA Mimika juga melakukan survei dan VCT pada WPS yang berprofesi sebagai tukang pijat dan pramuria bar pada awal September 2014 dimana tidak ditemukan orang yang terinfeksi kasus HIV.

Dari target sebanyak 25 ribu orang yang melakukan VCT, hingga Oktober 2014 sudah tercatat lebih dari 31 ribu warga Timika yang mengikuti program VCT dengan temuan kasus HIV hanya sekitar 1 persen.

"Ini indikasi bahwa kita harus kuat dalam memberikan dukungan kepada orang-orang yang terinfeksi terutama pada stadium AIDS supaya bisa mengonsumsi obat secara teratur dan menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman," ujarnya.

Ia menambahkan, "Kita harus lebih gencar lagi dalam kegiatan promosi pemakaian kondom jika melakukan hubungan seks dengan kelompok berisiko, bagaimana setia pada pasangan. Ini terus kita kampanyekan karena jalur penularan HIV masih sama yaitu melalui hubungan seksual," kata Reynold.[Antara]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah