-->

ASDP Tambah 13 Rute Pelayaran Baru di Papua

JAKARTA - Perusahaan penyedia jasa transportasi laut PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bermaksud menambah rute baru di Papua. Penambahan tersebut ditujukan untuk mendukung program tol laut yang sedang digalakkan pemerintah. Salah satunya untuk memangkas jurang disparitas harga barang pokok.

Tujuan ASDP akan membuka jalur pelayaran baru, baik jalur pelayaran panjang maupun pendek agar bisa menjadi solusi transportasi darat yang belum optimal.

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Utama ASDP Faik Fahmi mengatakan, pembangunan transportasi darat di Papua membutuhkan biaya yang besar dibandingkan dengan transportasi laut. Oleh karena itu, kehadiran transportasi air menjadi penting dan strategis dikembangkan.

Hal ini selaras dan akan mendorong program tol laut yang digalakkan untuk menekan disparitas harga barang kebutuhan pokok. "Ini akan menurunkan biaya logistik, bagaimana akan mendukung dan mengurangi beban di darat," kata Plt Direktur Utama ASDP Faik Fahmi dalam paparan diskusi Forum Perhubungan, Jakarta, Selasa (22/11).

Terbatasanya angkutan darat di wilayah Papua membuat biaya logistik jadi makin tinggi. Untuk menekan itu, ASDP menghadirkan layanan transportasi air. Saat ini, ASDP memiliki 40 jaringan rute di wilayah Papua. Rencananya akan ditingkatkan guna memperbesar wilayah jangkauan.

"Rencana kami akan tambah 13 rute baru pada 2017, ini untuk berkontribusi menurunkan biaya logistik, termasuk di sungai-sungai pedalaman," ujarnya.

Untuk mendukung itu, ASDP akan menugaskan tiga kapal baru yang akan melayani 13 rute tersebut. Perusahaan akan menyediakan ferry dan angkutan sungai. Selain itu, ASDP juga membidik sejumlah kapal milik pemerintah daerah yang tak berfungsi. "Kalau ada kapal pemda yang rusak dan mangkrak bisa serahkan ke ASDP supaya diperbaiki dan bisa menguatkan jaringan di wilayah timur," imbuhnya.

Yang terdekat ASDP akan menambah rute baru di jurusan Surabaya (Jawa Timur) - Pelabuhan Lembar (Nusa Tenggara Barat). Jika tidak ada aral melintang, ASDP akan mengoperasikan mulai 1 Desember 2016. Dia mengatakan penyediaan kapal ferry pada rute ini akan mendatangkan keuntungan.

Ferry jarak jauh ini merupakan terobosan untuk persoalan logistik yang ada di darat. Diantaranya mengurangi beban dan perawatan jalan raya. Biaya perawatan kapal yang lebih murah, karena kapal yang tidak beroperasi justru menelan biaya perawatan lebih besar. Waktu tempuh yang dibutuhkan juga lebih singkat, yakni 21 jam, sementara jalur darat bisa memakan waktu 48 jam.

"Kalau dari biaya tidak jauh berbeda, tapi jalur laut ini bisa efisien waktu," ujar Faik. (kontan.co.id)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah