-->

Tim Sar Temukan Tujuh Korban Perahu Terbalik di Perairan Asmat

KOTA JAYAPURA - Tim SAR gabungan saat ini sudah berhasil menemukan tujuh korban perahu terbalik yang terjadi diperairan Kabupaten Asmat, Senin (27/3) lalu.

Direktur Polair Polda Papua Kombes Julius Bambang kepada Antara, Kamis, mengatakan perahu naas yang terbalik dalam perjalanan dari Asmat menuju Distrik Safan itu mengangkut 11 orang, termasuk motoris.

Saat insiden itu terjadi, empat orang berhasil menyelamatkan diri dan tujuh dinyatakan hilang namun ketujuh korban sudah ditemukan.

Bahkan dua orang diantaran, yaitu Margi (3 th) dan Lego (6 th) sudah dimakamkan di kampung Kairin, Bayun, Kabupaten Asmat, kata Kombes Bambang.

Dikatakan, kepastian dimakamkannya kedua korban itu diperoleh saat tim sar berkunjung ke kampung tersebut dan bertemu dengan pastor Paroki Gereja Roh Kudus Siprianus Flori Lena Koten Pr, Kamis (30/3) serta kepala kampung Kairin Stefanus Farat.

Dalam pertemuan itu terungkap penumpang perahu motor atau long boat berjumlah 11 orang termasuk motorisnya, kata Kombes Julius Bambang seraya menambahkan, empat diantaranya berhasil selamat dan berenang hingga tiba di kampung dan melaporkan peristiwa yang diamalinya.

Keempat yang berhasil selamat, yaitu Sandi (12 th), Marice (13 th), Katerina dan Yana (13 th), kata Kombes Julius Bambang.

Peristiwa terbaliknya perahu motor yang mengangkut 11 penumpang termasuk tiga diantaranya guru dan lima anak anak itu terjadi dalam perjalanan menuju Distrik Safan namun setibanya dimuara sungai Bayun perahu motor tersebut dihantam ombak hingga terbalik.

Tiga guru yang turut serta dalam insiden tersebut yaitu Lilis, Bernard dan Stefanus yang ditemukan meninggal dunia.(antara)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah